Genjot Bauran Energi, Diperlukan Dukungan PLN dan Semua Pihak
Apalagi, potensi pengembangan EBT di Indonesia masih sangat besar, khususnya sektor PLTA dan PLTMH, potensinya mencapai 95 GW.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dukungan PT PLN (Persero) dan semua pihak dalam pengembangan energi baru terbarukan (EBT), dinilai sangat dibutuhkan untuk mencapai target bauran energi yang dicanangkan pemerintah.
Saat ini, PLN pun meningkatkan porsi EBT dengan gencarnya pembangunan pembangkit ramah lingkungan, hingga menyerap listrik yang dihasilkan pembangkit EBT milik swasta seperti PLTA Poso dan PLTA Malea di Sulawesi.
Baca juga: Jokowi Sindir Ruwetnya Birokrasi di PLN Saat Resmikan PLTA di Sulteng
Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia Mamit Setiawan menyebut langkah PLN dalam menggenjot pengembangan pembangkit EBT, khususnya PLTA patut diapresiasi.
Apalagi, potensi pengembangan EBT di Indonesia masih sangat besar, khususnya sektor PLTA dan PLTMH, potensinya mencapai 95 GW.
"Potensi yang sangat besar ini bisa dimanfaatkan secara maksimal. Dukungan PLN menjadi hal yang sangat penting," ujar Mamit, Senin (28/2/2022).
Baca juga: PLTA Rajamandala Wujud Komitmen PLN dan Indonesia Power Capai Target Rencana Umum Energi Nasional
Menurutnya, PLTA juga mempunyai kemampuan yang andal dari sisi pasokan dan utilitas, di mana PLTA mempunyai daya tahan yang lebih lama, bisa menjadi pembangkit baseload juga mampu menjadi peaker.
"PLTA ini merupakan EBT yang bisa menjadi peaker atau mampu menjaga beban puncak jika dibandingkan dengan EBT yang lain seperti pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) yang masih bersifat intermitten," ujar Mamit.
Dari sisi kacamata penurunan emisi karbon, kata Mamit, PLTA juga merupakan pembangkit yang benar-benar zero emision karena tidak memerlukan backup sumber energi lain yang berasal dari fosil.
Sedangkan dari sisi investasi, semakin berkembangnya teknologi maka investasi yang harus dianggarkan untuk PLTA makin murah.
Baca juga: PLN Buka Peluang Penggunaan Beragam Teknologi dalam Program Konversi PLTD ke EBT
"Di awal investasinya memang masih tinggi tapi PLTA usianya juga akan lebih panjang dan biayanya lebih murah," paparnya.
Mamit pun menyebut, PLTA juga bisa menjadi konservasi sumber daya air serta memberikan manfaat lain yang cukup banyak.
"Untuk itu seluruh pihak perlu mendukung PLN dalam penyediaan PLTA saat ini. Apalagi, proyek PLTA merupakan salah satu proyek yang diutamakan di rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL) 2021-2030," tutur Mamit.
Diketahui, Indonesia berkomitmen untuk melakukan penurunan emisi, sebagaimana ditegaskan pada COP 26 pada 2 November 2021 lalu, Indonesia akan dapat berkontribusi lebih Cepat bagi Net-Zero Emission Dunia.
Salah satu langkah konkrit untuk menurunkan emisi adalah dengan melakukan diversifikasi energi fosil dengan energi terbarukan sesuai dengan yang sudah ditetapkan yakni 23 persen pada 2025.