Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

JAPPDI: Pasokan Sapi Berkurang Sebabkan Kenaikan Harga Daging

Ketua Umum JAPPDI Asnawi mengungkapkan, bahwa tingkat konsumsi masyarakat terkait kebutuhan daging sapi masih didominasi oleh daging hot meat.

Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in JAPPDI: Pasokan Sapi Berkurang Sebabkan Kenaikan Harga Daging
Warta Kota/Henry Lopulalan
Suasana lenggang los daging di Pasar Proyek Senen, Senen, Jakarta Pusat, Senin(28/2/2022). Pedagang tidak menjual daging sapi sebagai protes kenaikan harga daging yang berakhibat mahalnya harga si jualan ke konsumen. Rencananya mereka mogok jualan selama 1 minggu atau mereka akan segera berjualan jika pemerintah bisa menstabilkan harga daging. (Warta Kota/Henry Lopulalan) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jaringan Pemotong dan Pedagang Daging Indonesia (JAPPDI) mengungkapkan pemicu terjadinya instabilitas atau fluktuasi harga daging

Menurut dia, hal ini terjadi karena kurangnya pasokan khususnya sapi siap potong.

Ketua Umum JAPPDI Asnawi mengungkapkan, bahwa tingkat konsumsi masyarakat terkait kebutuhan daging sapi masih didominasi oleh daging hot meat.

Sementara kebutuhan sapi siap potong di Indonesia 93% diimpor dari Australia. Sedangkan ketersediaan sapi lokal hanya sanggup memasok 7% dari total kebutuhan masyarakat.

“Terkait dengan persoalan itu, JAPPDI sempat akan melakukan aksi libur sebagai bentuk protes agar aspirasi para pedagang dapat didengar oleh pemerintah. Namun di tengah perjalanan kami menarik diri setelah ada kesepakatan dengan Kemendag, Satgas Pangan, Kementan dan Badan Pangan Nasional terkait dengan permasalahan daging,” ujar Asnawi saat memberikan paparan dalam webinar ‘Mendukung Pemerintah Stabilkan Harga Daging di Pasaran Jelang Hari Besar Keagamaan’ Selasa (1/3/2022).

Asnawi mengungkapkan, ada beberapa faktor terkait dengan kendala pasokan sapi impor masuk ke Indonesia.

Baca juga: Tekan Harga Daging Sapi, Pemerintah Bisa Ambil Kebijakan Ini dalam Jangka Pendek

Di antaranya adanya pembatasan pasokan kuota dari jumlah produksi tertiggi di Australia yang hanya bisa dilakukan untuk ekspor 40%-44%.

Berita Rekomendasi

Kemudian bertambahnya kompetitor dari negara-negara lain seperti Cina dan Vietnam.

“Melihat keadaan seperti itu tentunya sangat berdampak pada harga jual dan harga beli di negara Australia. Hal itu tentu juga berdampak pada harga daging sapi Indonesia,” jelas Asnawi.

Oleh karena itu, guna memenuhi kebutuhan daging nasional, JAPPDI meminta agar pemerintah membangun sektor peternakan.

Sementara untuk meningkatkan produksi sapi, perlu adanya perubahan genetik dalam penyediaan sapi betina indukan bukan hanya sekedar sapi bunting.

Terkait dengan tingkat kebutuhan daging nasional, Asnawi menilai Indonesia masih memerlukan impor.

Namun demikian, guna menghindari adanya monopoli oleh satu negara, pihaknya meminta agar pemerintah perlu mengambil kebijakan impor dari negara lain.

Sementara itu, dalam rangka mendukung stabilitas harga daging khususnya jelang hari besar keagamaan perlu adanya impor frozen daging sapi ataupun kerbau.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas