Produk Domestik Bruto Rusia Bisa Merosot 5:Persen Jika Akses ke Jaringan SWIFT Diblokir
Keputusan Eropa memblokir akses Rusia ke sistem transaksi perbankan internasional SWIFT sakan membuat produk domestik bruto Rusia menyusut 5 persen
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA - Keputusan Uni Eropa (UE) memblokir akses Rusia ke sistem transaksi perbankan internasional SWIFT sebagai sanksi atas invasinya ke Ukraina diperkirakan akan membuat produk domestik bruto (PDB) Rusia menyusut hingga 5 persen.
Mantan Menteri Keuangan Rusia Alexei Kudrin menyampaikan prediksinya ini pada Selasa (1/3/2022) kemarin.
"Jika sistem SWIFT terputus, faktor ini saja dapat menyebabkan kontraksi PDB hingga 5 persen sepanjang tahun, sejak pembatasan diberlakukan," kata Kudrin, dalam konferensi yang diadakan oleh Kamar Dagang Amerika Serikat (AS).
Dikutip dari TASS, Rabu (2/3/2022), Kudrin menduga sanksi ini tidak akan dikenakan terhadap Rusia.
Dia menyebut kasus skenario sanksi Iran dengan pembatasan yang lebih ketat pada penyelesaian mata uang asing. Namun menurutnya, kontraksi PDB Rusia akan lebih dalam dan bertahan 2 hingga 3 tahun.
Baca juga: Sanksi Uni Eropa, Lessor Hentikan Perjanjiaan Sewa Pesawat dengan Maskapai Penerbangan Rusia
Perlu diketahui, pada Maret 2012, Uni Eropa (UE) pernah menjatuhkan sanksi memutus akses perbankan Iran ke sistem pembayaran elektronik terbesar di dunia, SWIFT, sebagai bagian dari sanksi atas program nuklir kontroversial Iran.
Baca juga: Binance Tolak Permintaan Ukraina, Tetap Fasilitasi Akses ke Akun Kripto Pada Investor Rusia
Kemudian, pada akhir Agustus 2014, laporan media mengatakan Inggris telah mengusulkan pelarangan Rusia dari jaringan SWIFT sebagai bagian dari babak baru sanksi yang akan datang terhadap Rusia atas sikapnya terhadap perkembangan di negara tetangganya, Ukraina.
Baca juga: Cegah Invasi Rusia Lewat Jalur Laut, Turki Tutup Selat Bhosporus dan Dardanelles
Namun, proposal ini tidak didukung oleh negara-negara UE.
Direktur Eksekutif Asosiasi SWIFT Nasional Rusia (RosSWIFT), Roman Chernov mengatakan kecil kemungkinan sistem transaksi perbankan internasional akan keluar dari Rusia.
"Skenario ini hampir tidak mungkin. Karena secara historis, beberapa negara besar, termasuk Amerika Serikat (AS), Jepang, dan China telah mengembangkan infrastruktur transmisi pesan keuangan mereka sendiri," jelas Chernov.
Baca juga: Kanada Ikut Jatuhkan Sanksi, Hentikan Impor Minyak Mentah dari Rusia
Sementara itu Wakil Menteri Keuangan Rusia Alexei Moiseyev mengatakan pada akhir Agustus 2021, pemerintah Rusia telah menyusun Rancangan Undang-undang (RUU) untuk menciptakan alternatif lokal pada sistem pembayaran SWIFT.
Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunications (SWIFT) mengirimkan 1,8 miliar komunikasi per tahun, mengirimkan pesanan pembayaran senilai 6 triliun dolar AS per hari.
Sistem ini terdiri lebih dari 10.000 organisasi keuangan dari 210 negara. Di bawah piagam SWIFT, grup anggota dan pengguna diatur di setiap negara yang dicakup oleh sistem.
Sedangkan di Rusia, kelompok-kelompok ini disatukan dalam asosiasi RosSWIFT.