Startup Insurtech Fuse Serukan Kolaborasi untuk Bangun Ekosistem Asuransi
Fuse bermula dari platform software as a service bagi perusahaan asuransi.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Startup asuransi berbasis digital Fuse mengajak industri asuransi membangun ekosistem bersama agar produk asuransi bisa diakses secara mudah dan di mana saja, serta terjangkau bagi siapa saja.
Memasuki usia kelima, startup ini menegaskan komitmennya dalam mengembangkan teknologinya dalam membantu perusahaan asuransi dan agen asuransi dalam mendistribusikan produk-produk asuransi dengan biaya yang efektif.
Founder dan Chief Executive Officer (CEO) Fuse, Andy Yeung mengungkapkan, Fuse bermula dari platform software as a service (SAAS) bagi perusahaan asuransi.
Kemudian startup ini berkembang dan menjadi insurtech terdepan yang memiliki bisnis model paling komprehensif.
"Mulai dari B2A (Business to Agent/ Broker), B2C comparison (portal pembanding asuransi Cekpremi.com) dan B2B2C (asuransi mikro dan financial institute)," kata Andy dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat (4/3/2022).
Baca juga: Literasi Belum Maksimal, Industri Asuransi Perlu Genjot Lagi Edukasi ke Masyarakat
"Selama lima tahun ini, Fuser telah melahirkan banyak inovasi teknologi untuk mendefinisikan kembali cara untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yakni Fuse Pro, aplikasi smartphone pertama di Indonesia yang memungkinkan agen/ broker untuk melakukan transaksi asuransi, pencairan komisi serta klaim secara instan," katanya.
Baca juga: Ketahui 6 Hal Penting Sebelum Membeli Asuransi Jiwa
Tahun 2018, perusahaan ini menjadi insurtech pertama yang membantu Tokopedia meluncurkan asuransi perjalanan dan sekarang menjadi insurtech satu-satunya yang menyediakan beragam kebutuhan asuransi umum untuk pengguna Tokopedia.
"Di 2019, kami menjadi insurtech pertama yang bekerja sama dengan perusahaan pembiayaan seperti Maybank Finance. Di tahun 2021, kami menjadi insurtech pertama asal Indonesia yang masuk dalam daftar 100 Insurtech Terbaik Dunia 2021 yang dipublikasikan oleh Sønr bersama Ernst & Young," ujar Andy.
Baca juga: AAJI Klaim Unit Link Bukan Produk Asuransi Berkedok Investasi, Banyak yang Belum Paham
Fuse berkomitmen bekerja sama dengan beragam partner bisnis dalam ekosistem asuransi.
"Semua ini berkat kepercayaan dari lebih dari 40 perusahaan asuransi, lebih dari 70 ribu tenaga pemasar/ partner, Tokopedia, Maybank Finance dan sebagainya. Kami juga bersyukur memiliki investor seperti East Venture (Growth), SMDV, Skystar/ Saratoga, Golden Gate Ventures, eWTP Capital, GGV Capital yang memberikan pendanaan dan selalu mendukung Fuse," kata Andy.
Hingga saat ini, sambung Andy, Fuse terus memperkuat posisi kepemimpinannya sebagai insurtech terbesar di Indonesia.
Tahun 2021, Fuse memperoleh pendanaan Seri B dengan lebih dari USD 50 juta (sekitar Rp 715 miliar) dan mencetak pendapatan premi bruto (Gross Written Premium/ GWP) lebih dari USD 105 juta (sekitar Rp 1,5 triliun). Raihan GWP ini menggambarkan pertumbuhan lebih dari 2000% jika dibandingkan dengan tahun 2018.
“Banyak tantangan yang kami alami, tapi kami senang melihat asuransi semakin populer di Indonesia. Seperti slogan kami, Insure Your Love, semoga semua bisa melindungi orang dan aset yang dicintai melalui asuransi secara mudah," tambah Andy.
Visi Fuse untuk mempopulerkan dan meningkatkan penetrasi asuransi tak sebatas di Indonesia saja. Andy mengatakan, Fuse akan membawa platform teknologinya ke lebih banyak negara di Asia Tenggara. Sejak tahun 2021, Fuse mulai beroperasi di Vietnam dan akan terus berekspansi ke negara lain di tahun 2022.
"Dengan platform teknologi unik yang kami miliki, kami berada di posisi yang tepat untuk memasuki pasar asuransi potensial yang kurang terpenetrasi, dengan menghadirkan kanal-kanal distribusi yang bervariasi sesuai dengan kebutuhan konsumen," kata Andy.