Kenaikan Harga dan Perang Rusia-Ukraina Dorong IHSG Tampil Perkasa dan Cetak Rekor
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan, selama sepekan ini pergerakan IHSG dipengaruhi beberapa hal.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Meski pekan lalu pasar saham hanya dibuka selama hari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tampil perkasa.
IHSG terus mencetak hasil positif dan diakhiri dengan mencetak rekor sepanjang masanya menjadi 6.928,33 pada Jumat (4/3/2022).
Dalam sepekan terakhir, IHSG pun 0,12%. Dalam pekan ini, perdagangan juga cukup pendek karena ada 2 hari libur.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan, selama sepekan ini pergerakan IHSG dipengaruhi beberapa hal.
Baca juga: IHSG Ditutup Turun ke 6.868, Investor Asing Lego Saham Rp 475,2 Miliar
Mulai dari memanasnya kembali kondisi geopolitik Rusia dan Ukraina hingga rencana kenaikan suku bunga Federal Reserve (The Fed).
Para pelaku keuangan masih memproyeksi, The Fed akan kerek suku bunga 25 bps atau lebih agresif pada pertemuan bulan ini.
“Selanjutnya yang mempengaruhi pergerakan IHSG juga ada tapering dari BI melalui GWM, kemudian menguatnya harga-harga komoditas, terutama minyak dan batubara akibat sentimen geopolitik Rusia-Ukraina,” jelasnya kepada Kontan, Jumat (4/3).
Equity Analyst Kanaka Hita Solvera William Wibowo menilai, sentimen utama yang menggerakkan IHSG dalam sepekan terakhir adalah kenaikan harga komoditas, khususnya batu bara dan minyak dunia imbas perang Rusia melawan Ukraina.
Baca juga: IHSG Hari Ini Diprediksi Bergerak di Kisaran 6.811-6.954, Tujuh Saham Ini Layak Dicermati
Di lain sisi, semakin terkendalinya penanganan kasus Omicron di Indonesia membuat iklim investasi semakin menarik.
“Laporan keuangan yang baru saja dipublikasikan pada umumnya menunjukkan banyak perbaikan kinerja dan recovery setelah terdampak pandemi,” jelas William, Jumat (4/3).
Baca juga: IHSG Ditutup Merosot ke 6.817, Investor Asing Koleksi Saham Rp 894,58 Miliar
William menambahkan, pegerakan IHSG lebih banyak didominasi sentimen domestik dibandingkan global. Meskipun terjadi perang Rusia dan Ukraina, dampaknya tidak terlalu signifikan terhadap pasar modal Indonesia.
“Justru karena terjadi perang yang membuat harga komoditas naik, ekonomi Indonesia malah diuntungkan karena Indonesia adalah negara pengekspor komoditas,” pungkas William. (Ika Puspitasari)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.