Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun Bisnis

Perintah Vladimir Putin Stop Ekspor Uranium Bikin Rakyat Amerika Was-was Listrik Byar-Pet

Vladimir Putin membuat aksi balasan tak kalah keras dengan memerintahkan negaranya berhenti mengekspor uranium ke pasar global.

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Perintah Vladimir Putin Stop Ekspor Uranium Bikin Rakyat Amerika Was-was Listrik Byar-Pet
Caspian News
Presiden Rusia Vladimir Putin sudah memerintahkan negaranya berhenti mengekspor uranium ke pasar global. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Presiden Rusia Vladimir Putin membuat aksi balasan tak kalah keras dengan memerintahkan negaranya menghentikan ekspor uranium ke pasar global.

Langkah ini dia ambil setelah Amerika dan Uni Eropa mengembargo impor minyak mentah dan gas alam dari Rusia.

Dilansir dari News Delivers, meski Biden tak mengumumkan larangan impor untuk komoditi uranium, namun adanya pemberhentian ekspor uranium yang dilakukan Rusia membuat masyarakat AS khawatir jika wilayahnya akan mengalami pemadaman listrik bergilir.

Keberadaan uranium sendiri menjadi penting lantaran komoditi ini menjadi salah satu bahan bakar reaktor nuklir.

Amerika Serikat sejak dulu diketahui sudah ketergantungan dengan pasokan uranium dari Rusia, Kazakhstan dan Uzbekistan.

Baca juga: Rusia Ancam Stop Aliran Gas, Jerman Ancang-ancang Gunakan Pembangkit Listrik Batu Bara

Bahkan sebanyak 10,3 juta kg atau hampir setengah dari kebutuhan uranium AS untuk menghidupkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) berasal dari Rusia.

Berita Rekomendasi

Mengutip Reuters, harga uranium dari Rusia yang tergolong rendah membuat Amerika bisa menjaga harga kebutuhan listrik untuk warganya dengan harga yang lebih murah.

Baca juga: Direktur Huawei Inggris Mundur karena Perusahaan Bungkam Atas Serangan Rusia ke Ukraina

Hal inilah yang membuat AS menjadi sulit lepas dari produk uranium Rusia.

Namun setelah Rusia menjatuhkan balasan sanksi untuk AS, kini, negara pemerintahan Joe Biden terancam mengalami kekurangan pasokan uranium hingga membuat adanya lonjakan harga listrik.

Baca juga: PlayStation Tangguhkan Semua Pengiriman Perangkat Keras dan Lunak ke Rusia

Mengantisipasi adanya kenaikan biaya listrik yang dikhawatirkan akan membebankan masyarakat Amerika.

Pekan lalu Institut Energi Nasional, kelompok perdagangan perusahaan pembangkit listrik tenaga nuklir AS yang berisikan Duke Energy Corp dan Exelon Corp, diketahui telah mengajukan negoisasi dengan Gedung Putih untuk mencegah pengiriman uranium Rusia dari rencana sanksi.

Meski nantinya Rusia tetap enggan untuk mengimpor komoditi uraniumnya, pemerintah Amerika rencananya akan mulai beralih menggunakan produk uranium buatan Australia dan Kanada. Meski harga uranium di dua negara tersebut masih tergolong mahal.

Kanada saat ini merupakan penyuplai uranium ketiga terbesar di dunia dengan memproduksi sebesar 564,9 ribu ton atau 9 persen cadangan dunia.

Sementara cadangan Uranium di Australia menjadi yang terbesar setelah Kanada dengan menyumbang sebanyak 1,7 juta ton.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas