Saat Datangi Pasar Kebayoran Lama, Mendag Tak Temukan Pedagang Jual Minyak Goreng Murah
Saat melakukan peninjauan, Lutfi tidak menemui harga minyak goreng sesuai ketentuan harga eceren tertinggi (HET).
Editor: Hendra Gunawan
Menurut Lutfi, saat ini seharusnya harga minyak goreng sudah sesuai HET karena stok di dalam negeri dalam kondisi melimpah dari kebijakan domestic market obligation (DMO).
"Barang minyak DMO itu melimpah cukup untuk lebih dari 1 satu bulan, jadi kalau ditanya kapan stabil? mustinya sudah berlangsung, dan harga sudah turun, kalau liat rerata nasional harga sudah turun sudah Rp 16.000 lebih Rp 2.000 dari Harga HET 14.000," kata Lutfi.
Baca juga: Kasus Penipuan Jual Beli Minyak Goreng di Bandung, Wanita Ini Raup Rp 1 Miliar, Uang Habis Dipakai
"Saya pastikan ini sudah jalan, cuma kami ingin mendorong kecepatan penurunn harga minyak, dan saya akan melibatkan aparat hukum untuk memastikan HET berlaku di pasar dan ritel," sambungnya.
Masih tingginya harga minyak goreng di pasar tradisional, Lutfi pun melihat hal ini merupakan sifat manusia untuk mencari untung di saat banyak yang mencari minyak goreng.
"Saya ingatkan kepada penjual bahwa yang beredar hari ini, minyak DMO, minyak pemerintah yang harus dijual sesuai ketentuan pemerintah, yang melawan akan saya proses ke hukum secara tegas. Saya peringatkan, kalau minyak DMO dijual di industri dengan harga internasional, merupakan tindakan melawan hukum kita akan berantas," tuturnya.
Di Bengkulu Harga Rp 40.000/Liter
Masyarakat di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, mengeluhkan tingginya harga minyak goreng (migor) di daerah itu hingga tembus Rp 40.000 per liter.
"Tadi ada yang jual minyak goreng Rp 40.000 per liter, walau pun mahal tetap saja dibeli karena tidak ada yang menjualnya. Saat ini selain harganya mahal, minyak goreng ini juga langka," kata Yanti (30) warga Kecamatan Curup Tengah, dikutip dari Antara, Selasa (8/3/2022).
Baca juga: Gandeng Polisi, Mendag: Tindak Penjual Minyak Goreng di Atas Harga Eceren Tertinggi
Dia menjelaskan, adanya kelangkaan minyak goreng ini telah menyebabkan harga jualnya melambung tinggi kendati sebelumnya sudah ada operasi pasar yang digelar pemda maupun distributor.
Mereka terpaksa membeli minyak goreng ini dengan harga tidak wajar karena terpaksa mengingat setiap toko di Kota Curup tidak ada yang menjualnya, kalau pun ada harganya sangat mahal.
Sedangkan Rumina (50) salah seorang pemilik toko bahan kebutuhan pokok di kawasan Pasar Atas Curup menjelaskan, jika di tokonya sudah tidak memiliki stok minyak goreng sejak beberapa hari belakangan ini.
"Stoknya sudah habis semua, kalau kemarin masih ada beberapa dus tapi kemudian dibeli pelanggan dan kini belum ada pasokan dari distributor," terangnya.
Panic buying
Meski sudah berlangsung berbulan-bulan lamanya, Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan sampai sampai saat ini masih belum mengetahui penyebab pasti kelangkaan minyak goreng.