Naik 26,7 Persen, Laba Bersih PP Presisi Menjadi Rp 146,8 Miliar di 2021
PT PP Presisi Tbk (PPRE) meraup laba bersih Rp 146,8 miliar sepanjang 2021, naik 26,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya senilai Rp 115,8 miliar.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT PP Presisi Tbk (PPRE) meraup laba bersih Rp 146,8 miliar sepanjang 2021, naik 26,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya senilai Rp 115,8 miliar.
Pencapaian laba bersih tersebut didorong oleh peningkatan pendapatan sebesar 20,1 persen menjadi Rp 2,8 triliun, dari realisasi pendapatan pada tahun 2020 yang sebesar Rp 2,3 triliun.
Direktur Utama PPRE Rully Noviandar mengatakan, mayoritas pendapatan bersih di sepanjang 2021 masih berasal dari lini bisnis konstruksi sebesar 66 persen.
Baca juga: Cara Lapor SPT Tahunan Secara Online, Batas Akhir 31 Maret 2022, Ada Denda jika Telat Melapor
Pencapaian itu, sebagian besar berasal dari penyelesaian dan progres proyek–proyek infrastruktur, seperti Bendungan Way Sekampung, Sirkuit Mandalika, Patimban Port, Kawasan Industri Batang, Rehabilitasi Jalan Pamanukan – Palimanan, dan PLTU Sulut Site Development.
"Kemudian, Jalan Tol Semarang Demak, Pembangunan Jalan Lintas Selatan Lot 6 dan Lot 7, Pembangunan Stadion Sport Center Banten, Pembangunan Jalan Tol Indrapura Kisaran, Tol Cinere Jagorawi Seksi 3, Bendungan Leuwikeris, Site Development PLTU Timor, Bendungan Manikin dan Bandara Sentani," ucap Rully dalam keterangannya, Jumat (11/3/2022).
Sedangkan untuk lini bisnis jasa pertambangan, memberikan kontribusi sebesar 16%, meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar 1 persen.
Baca juga: MotoGP Mandalika 2022 Tak Gunakan Sistem Travel Bubble, Apa Artinya?
"Pendapatan dari lini jasa tambang tersebut berasal dari progres proyek Hauling Road Upgrading Weda Bay Nickel, Hauling Services Weda Bay Nickel serta Pekerjaan Jasa Tambang Nikel Morowali," ujar Rully.
Direktur Keuangan, Manajemen Risiko dan HCM Benny Pidakso menerangkan, PPRE juga membukukan bagian laba joint venture proyek pembangunan Bandara Dhoho, Kediri yang mana entitas anak perusahaan, LMA menjadi kontraktor utama, sekaligus merupakan lead of consortium.
"Laba joint venture ini tercatat sebesar Rp 79,7 miliar," katanya.
Ia menerangkan, seiring dengan peningkatan pendapatan dan juga kontribusi laba joint venture tersebut, EBITDA perusahaan terpantau meningkat menjadi Rp 936,9 miliar dari sebelumnya Rp 907,4 miliar.
"Operating cash flow juga mengalami peningkatan dengan cash flow operasi positif sebesar Rp 248,9 miliar, atau meningkat dari tahun sebelumnya yang senilai Rp 240,5 miliar," tambahnya.
Posisi keuangan mengalami penguatan dengan adanya peningkatan total aset sebesar 3,9 persen dari Rp 6,77triliun (31 Desember 2020) menjadi Rp 7,03 triliun (31 Desember 2021).
Total ekuitas juga meningkat sebesar 13,1 persen dari Rp 2,84 triliun (31 Desember 2020) menjadi Rp 2,98 triliun (31 Desember2021). Hal ini merupakan imbas dari adanya peningkatan EAT mencapai 23,2 persen yang juga memberikan kenaikan pada laba per saham dasar sebesar 31,24% dari sebelumnya 5,73 (2020) menjadi 7,52 (2021).