Kebijakan Jokowi Tutup Keran Impor Jagung Dinilai Untungkan Petani Lokal
Harga jual hasil panen jagung saat ini lebih menguntungkan petani karena harga jual bisa menutup biaya produksi selama musim tanam
Penulis: Malvyandie Haryadi
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - CEO Daun Agro M Hadi Nainggolan mengungkapkan, sejak presiden memperketat keran impor jagung, para petani dari berbagai daerah indonesia merasa senang.
Pasalnya, harga jual hasil panen jagung saat ini lebih menguntungkan petani karena harga jual bisa menutup biaya produksi selama musim tanam dan petani mendapatkan keuntungan signifikan.
“Para petani jagung di berbagai daerah Indonesia merasa senang karena hasil kerja keras mereka dalam menanam jagung membuahkan laba yang cukup bagus," ujar M Hadi Nainggolan di acara “Farmer Fest” di Desa Dalu Sepuluh A Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara, baru-baru ini seperti keterangan pers tertulis kepada Tribunnews, Minggu (13/3/2022).
Dia mengatakan, para petani jagung yang menjadi mitra binaan Daun Agro saat ini rata-rata sudah bisa mendapatkan laba bersih sebesar 12,5 juta rupiah per hektarnya.
Baca juga: Stabilisasi Harga Jagung, Kementan dan Pemda Bima Kirim Jagung ke Surabaya 2.600 Ton
Untuk laba tertinggi saat ini sudah tembus sampai di 21 juta rupiah per hektar, sedangkan untuk laba terendah para petani mitra binaan kita itu di angka 4 juta rupiah per hektarnya.
"Itu artinya dampak nyata dari kebijakan stop impor jagung membuat serapan hasil panen dalam negeri semakin meningkat dan menbuat harga beli jagung petani naik, tentu hal ini menjadi satu jalan terbaik membuat petani sejahtera," imbuh Hadi Nainggolan yang juga founder gerakan #TaniMillenial.
Baca juga: Pemerintah AS Genjot Produksi Gandum dan Jagung Untuk Penuhi Kebutuhan Dunia
"Tapi tentu kita tidak hanya berpikir petani saja yang makin baik kesejahteraannya, tapi juga dampak akibat tingginya harga jagung dalam negeri berimbas kepada para peternak ayam petelur maupun ayam pedaging. Keseimbangan harga jagung dalam negeri antara petani jagung dan peternak ayam mestinya bisa kita ciptakan solusinya."
Baca juga: Bulog Tegaskan Siap Jaga Stabilitas Pasokan Jagung
Ia berpendapat, salah satu cara terbaik agar petani jagung sejahtera dan para peternak ayam juga sejahtera adalah dengan “fokus untuk meningkatkan produktifitas hasil panen serta bisa menekan biaya budidaya jagung per musim tanam”.
Ia mengungkapkan, secara nasional rata-rata hasil panen jagung itu masih sekitar 6 ton per hektar.
Sedangkan biaya untuk bercocok tanam per hektarnya bisa tembus sampai di 13 juta rupiah.
"Kalau kita mau berkaca dengan Negara-negara yang sektor pertanian pangannya maju, rata-rata hasil produksi panen jagung mereka sudah mencapai 12 ton per hektar secara konsisten dengan biaya bercocok tanam jagung per hektarnya bisa di reduksi menjadi 8 juta rupiah. Itulah sebabnya kenapa jagung impor lebih murah daripada kita tanam sendiri di Indonesia."
“Kata kunci agar indonesia bisa swasembada jagung adalah inovasi, mekanisasi, transformasi teknologi, digitalisasi dan mereformasi semua industri hulu sarana produksi pertanian”.
Ia meyakini presiden jokowi memberi perhatian khusus dalam mewujudkan visinya membuat Negara Indonesia menjadi swasembada pangan dan bahkan bisa ekspor jagung ke berbagai negara lainnya.
Pada kegiatan “Farmer Fest” tersebut, Daun Agro melakukan kegiatan tanam dan panen raya kebun demo plot jagung serta ngobrol tani millenial.
Untuk panen raya demplot jagung petani mitra binaan di Deli Serdang tersebut hasil panennya mencatatkan hasil di angka 13,1 ton per hektar.
Demplot jagung itu sendiri adalah kolaborasi antara Daun Agro dengan KTNA Deli Serdang, Enam Sembilan Benih dengan merek produk jagung hibrida JAB69-01 SAKTI dan Pupuk Mahkota.