Sektor Internet Harus Jadi Perhatian untuk Dorong Perkembangan Ekonomi Digital
Pertumbuhan ekonomi digital membutuhkan akses internet yang berkualitas prima dari para penyedia (provider) layanan.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Arif Fajar Nasucha
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi Covid-19 menunjukan peran internet dalam mendorong transformasi digital pada berbagai aktivitas kehidupan manusia sekaligus pertumbuhan ekonomi digital.
Pertumbuhan ekonomi digital membutuhkan akses internet yang berkualitas prima dari para penyedia (provider) layanan.
Tren perkembangan kebutuhan dan pemanfaatan digital sudah jadi kebutuhan sehari-hari dan terus meningkat.
Baca juga: Dukung Digitalisasi Papua Barat Lewat Program Gawai dan Internet Sehat
"Untuk memperluas jangkauan internet untuk dapat lebih terjangkau, kementerian mencari setiap solusi dan opsi yang memungkinkan termasuk dalam membangun kemitraan dan berkolaborasi dengan pihak ketiga," ujar Menkominfo Johnny G Plate melalui keterangan tertulis, Sabtu (19/3/2022).
Pertumbuhan sektor telekomunikasi Indonesia tahun 2022 diprediksi akan didorong oleh penetrasi digital platform dan services. ICT dan digital akan tumbuh lebih tinggi dibandingkan konektivitas.
Saat ini, di Indonesia layanan yang menopang pertumbuhan industri telekomunikasi tidak lain adalah konektivitas berupa peningkatan penggunaan mobile data dan fixed broadband, layanan ICT, serta layanan digital.
Konektivitas pada kurun waktu 2020-2024 akan tumbuh sekitar 4%, ICT akan tumbuh lebih tinggi di angka 8%, dan digital tumbuh paling tinggi sampai 12%.
Potensi digital ekonomi Indonesia sangat besar. University Technology Sydney menyebutkan angka Rp 630 triliun, bahkan dalam 8 tahun ke depan bisa menjadi empat kali lipat menjadi Rp 4.500 triliun.
Tantangan utamanya adalah distribusi internet user belum merata, masih terkonsentrasi di Jawa kemudian pulau-pulau besar di Indonesia.
Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah besar berupa kesenjangan akses internet sekaligus masih lemahnya perlindungan konsumen terkait dengan data pribadi.
Dari 83.218 desa/kelurahan, sebanyak 12.548 desa/kelurahan berada di area blankspot alias tidak ada akses internet.
Di sisi lain, terungkap fakta bahwa hingga saat ini penetrasi internet di Indonesia masih kalah jauh dengan negara Asean lainnya.
Tercatat Indonesia masih 64% atau di bawah Singapura yang telah mencapai 88%, Malaysia 85%, Thailand 75%, dan Vietnam 70%.