Pertamina Nombok Karena Harga Minyak Dunia Melonjak, Harga Pertamax Bakal Naik?
PT Pertamina (Persero) harus menanggung beban atau nombok atas selisih besar dari penjualan Pertamax (RON 92) di bawah harga keekonomian.
Editor: Hendra Gunawan
Sedang dikaji
PT Pertamina (Persero) melakukan kajian terkait harga bahan bakar minyak (BBM) RON 92 Pertamax, seiring naiknya harga minyak mentah dunia di atas 100 dolar AS per barel.
"Masih kami review (dilakukan penyesuaian atau tidak)," kata Pjs Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, SH C&T PT Pertamina Irto Ginting saat dihubungi, Jumat (18/3/2022).
Sebelumnya, Pertamina telah menaikkan harga BBM non subsidi seperti Pertamax Turbo, Dexlite dan Pertadex.
Penyesuaian mengikuti harga market global dan sesuai ketentuan Kementerian ESDM, di mana harga akan direview rutin setiap dua minggu.
Usai menaikkan harga BBM non subsidi tersebut, Pertamina menaikkan harga avtur karena menlonjaknya harga minyak mentah dunia yang mempengaruhi harga publikasi MOPS, maka hal ini turut mempengaruhi fluktuasi harga avtur.
Tercatat harga minyak mentah Brent di minggu ke 2 Maret 2022 berada di angka 117 dolar AS per barel, 24 persen lebih tinggi dibandingkan harga Januari 2022.
Kondisi ini, berdampak pada harga publikasi MOPS di minggu ke 2 Maret 2022 yang mencapai 125 dolar AS per barel, atau naik sekitar 22 persen dibandingkan harga MOPS di awal Januari 2022.
Jangan Serta Merta Naik
Komisi VII DPR meminta PT Pertamina (Persero) tidak menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax RON 92, meski harga minyak dunia mengalami kenaikan di atas 100 dolar AS per barel.
"Kami minta Pertamina tidak serta-merta menaikan harga Pertamax sekarang ini karena pandemi belum berakhir, ekonomi rakyat masih belum pulih," kata Anggota Komisi VII DPR Mulyanto saat dihubungi, Senin (21/3/2022).
Menurut Mulyanto, waktu awal pandemi Covid-19, harga minyak dunia mengalami kemerosotan tetapi tidak ada penurunan harga BBM.
Saat itu, kata Mulyanto, masyarakat tetap membayar BBM dengan harga mahal dan Pertamina pun menangguk untung.
"Sekarang ketika, harga naik, jangan segera beban ditimpakan kepada masyarakat. Pemerintah dan Pertamina harus mencari solusi yang meringankan beban rakyat," paparnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.