Tingginya Harga Komoditas Global Berdampak Positif pada Ekspor dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tumbuh sebesar 3,69 persen, lebih baik dibandingkan dengan kondisi perekonomian pada 2020.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Whiesa Daniswara
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Memasuki tahun ketiga pandemi Covid-19, perekonomian Indonesia masih tumbuh sebesar 3,69 persen, lebih baik dibandingkan dengan kondisi perekonomian pada 2020 yang mengalami kontraksi sebesar 2,07%.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia juga lebih baik daripada beberapa negara ASEAN lainnya, seperti Malaysia (3,1%), Vietnam (2,58%), dan Thailand (1,6%).
Tingginya harga komoditas global berdampak positif pada ekspor dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Sepanjang 2021, nilai ekspor Indonesia mencapai US$231,54 miliar atau meningkat sebesar 41,88% dari periode yang sama tahun 2020.
Baca juga: Bea Cukai Kualanamu Awasi Reekspor atas Importasi Satwa Burung dari Afrika Selatan dan Malaysia
Baca juga: Indonesia Ekspor Baja untuk Produsen Mobil Listrik di Amerika Serikat
Wakil Menteri Keuangan, Prof. Dr. Suahasil Nazara mengatakan, melandainya kasus Covid-19 serta relaksasi kebijakan pembatasan sosial menjadi alasan utama melesatnya dunia usaha di Indonesia.
Hal ini disebabkan oleh adanya peningkatan aktivitas konsumsi dan retail yang sejalan dengan mobilitas masyarakat yang semakin tinggi.
Ini ditandai pula oleh meningkatnya indeks keyakinan konsumen Indonesia yang berada di atas angka optimis, dan selama enam bulan berturut-turut, pencapaian Purchasing Managers Index (PMI) Indonesia tercatat di atas 50 atau berada di level ekspansif.
“Dengan meningkatnya angka pertumbuhan perekonomian Indonesia pada tahun 2021, target pertumbuhan ekonomi di tahun 2022 pun ikut meningkat menjadi 5,2% year on year (yoy) dan angka inflasi nasional diharapkan masih tetap terkendali pada tahun ini," katanya saat ajang DBS Asian Insights Conference 2022: Strategi Percepatan Pemulihan Ekonomi Pemerintah RI Menuju Endemi Covid-19 secara daring, Senin (21/3/2022).
Meskipun demikian, kata dia pemerintah harus tetap mengawasi kenaikan harga di tingkat internasional untuk menjaga kestabilan angka pertumbuhan ekonomi.
Baca juga: Bea Cukai Dorong Ekspor, Kini Biji Kelapa hingga Sarung Tangan Tembus Pasar Luar Negeri
Baca juga: Australia Larang Ekspor Aluminium ke Rusia, Sanksi Lanjutan akibat Serangan di Ukraina
Selain itu, pemerintah juga harus mulai melakukan konsolidasi berkelanjutan melalui perbaikan penerimaan pajak dan perbaikan strategi penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Indonesia (APBN) agar lebih efisien dan tepat sasaran.
Wakil Ketua Umum KADIN, Shinta Kamdani mengatakan bahwa Covid-19 masih menjadi prioritas utama yang perlu penanganan khusus.
Shinta Kamdani optimis akselerasi perekonomian di Indonesia dapat berjalan dengan baik dan dapat dicapai melalui keberhasilan transisi pandemi ke endemi, di mana masyarakat Indonesia diharapkan dapat mulai bersiap untuk hidup berdampingan dengan Covid-19.
Adanya pembatasan pergerakan menyebabkan penurunan perekonomian di Indonesia pada awal pandemi Covid-19, tetapi saat ini index manufaktur sudah mulai pulih.