Pertamina Siap-siap Naikkan Harga Pertamax 92 Jika Harga Minyak Mentah Makin Tak Terkendali
Saat ini Pertamina masih menjual Pertamax 92 ke masyarakat seharga Rp 9 ribuan per liter.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) diperkirakan akan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax RON 92, seiring melonjaknya harga minyak dunia di atas 100 dolar AS per barel.
Saat ini Pertamina masih menjual Pertamax 92 ke masyarakat seharga Rp 9 ribuan per liter.
Pjs Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, SH C&T PT Pertamina Irto Ginting menjelaskan, harga keekonomian Pertamax sesuai hitungan Kementerian ESDM dengan ICP di atas 100 dolar AS per barel bisa mencapai Rp 16 ribu per liter.
Namun, Irto tidak menyampaikan secara jelas soal akan dinaikkannya harga Pertamax ke depan, karena masih dilakukan koordinasi.
"Kami masih berkoordinasi dengan stakeholder terkait untuk penyesuaian harga Pertamax," ujar Irto saat dihubungi, Sabtu (26/3/2022).
Baca juga: Kementerian ESDM: Harga Keekonomian Pertamax Rp 16 Ribu Per Liter
Sebelumnya, Kementerian ESDM menilai harga keekonomian Pertamax RON 92 pada saat ini di level Rp 16 ribu per liter.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerjasama Agung Pribadi mengatakan, tingginya harga minyak dunia yang masih di atas 100 dolar AS per barel sangat berpengaruh terhadap harga BBM.
Baca juga: Kementerian ESDM: Harga Pertamax Bisa Sentuh Rp 16 Ribu Per Liter karena Konflik Rusia
"Dengan mempertimbangkan harga minyak bulan Maret yang jauh lebih tinggi dibanding Februari, maka harga keekonomian atau batas atas BBM umum RON 92 bulan April 2022 akan lebih tinggi lagi dari Rp 14.526 per liter (harga keekonomian Maret), bisa jadi sekitar Rp 16 ribu per liter," kata Agung.
Baca juga: Menteri ESDM; Harga Pertamax Kemungkinan Tak Naik Pada Semester I 2022
Menurutnya, harga tersebut merupakan cerminan dari harga keekonomian BBM RON 92 berdasarkan formula harga dasar dalam perhitungan harga jual eceran jenis BBM Umum.
"Jadi sebagaimana yang telah disampaikan oleh Bapak Menteri ESDM, saat ini kita masih mencermati harga minyak ini, karena kalau berkepanjangan memang bebannya berat juga baik ke APBN, Pertamina dan sektor lainnya," paparnya.