Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Jelang Ramadan Inflasi Maret Diprediksi 0,68 Persen, Komoditas Cabai Merah Jadi Penyumbang Utama

Erwin Haryono mengatakan, penyumbang utama inflasi bulan ini ditempati oleh komoditas cabai merah, bahan bakar rumah tangga, hingga minyak goreng

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Jelang Ramadan Inflasi Maret Diprediksi 0,68 Persen, Komoditas Cabai Merah Jadi Penyumbang Utama
Medan Tribunnews.com
Bank Indonesia - Jelang Ramadan Inflasi Maret Diprediksi 0,68 Persen, Komoditas Cabai Merah Jadi Penyumbang Utama 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) dalam laporannya menyebutkan, berdasarkan survei pemantauan harga minggu keempat Maret 2022, perkembangan harga pada Maret 2022 masih relatif terkendali.

Dengan adanya survei ini, Bank Sentral memperkirakan terjadi inflasi sebesar 0,68 persen secara bulanan (month to month/mtm).

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono mengatakan, penyumbang utama inflasi bulan ini ditempati oleh komoditas cabai merah, bahan bakar rumah tangga (BBRT), hingga minyak goreng.

Baca juga: Survei Bank Mandiri: Kuartal I 2022 Belanja Masyarakat Capai Level Tertinggi Selama Masa Pandemi

“Penyumbang utama inflasi Maret 2022 sampai dengan minggu IV yaitu komoditas cabai merah sebesar 0,11 persen (mtm), BBRT sebesar 0,7 persen (mtm), telur ayam ras sebesar 0,06 persen (mtm), emas perhiasan dan daging ayam ras masing-masing sebesar 0,05 persen (mtm)," jelas Erwin dalam keterangannya, dikutip Minggu (27/3/2022).

“Kemudian tempe sebesar 0,04 persen (mtm), cabai rawit, minyak goreng, sabun detergen bubuk/cair, angkutan udara dan jeruk masing-masing sebesar 0,03 persen (mtm),” sambungnya.

Bank Indonesia juga mencatat adanya komoditas yang mengalami deflasi. Yaitu tomat sebesar -0,01 persen (mtm).

BERITA REKOMENDASI

Erwin mengungkapkan, Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas.

Baca juga: Tumbuh 5,9 Persen, Penyaluran Kredit Perbankan Tembus Rp5.741 Triliun di Februari 2022

Yang bertujuan untuk tetap mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah meningkatnya tekanan eksternal.

"Serta terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas