Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Sinyal Kenaikan Harga Pertamax Menguat, Bakal Naik Jadi Berapa?

Sinyal kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax semakin menguat.

Editor: Sanusi
zoom-in Sinyal Kenaikan Harga Pertamax Menguat, Bakal Naik Jadi Berapa?
Istimewa
ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sinyal kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax semakin menguat.

Hal itu seiring dengan semakin tingginya harga keekonomian BBM umum RON 92 atau setara Pertamax berdasarkan perhitungan Kementerian ESDM.

Harga batas atas atau keekonomian BBM RON 92 diperkirakan mencapai sebesar Rp 16.000 per liter pada April 2022. Angka itu naik dari harga keekonomian di Maret 2021 yang sebesar Rp14.526 per liter.

Baca juga: Harga Minyak Tinggi, Harga Keekonomian Pertamax Berpotensi Tembus Rp 16.000 per Liter di April

Padahal saat ini Pertamina diketahui masih menjual Pertamax di kisaran harga Rp 9.000-Rp 9.400 per liter. Artinya ada gap yang tinggi antara harga jual dan harga keekonomian Pertamax.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerjasama Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan, tingginya harga minyak dunia yang kini masih berada di atas 100 dollar AS per barrel sangat berpengaruh terhadap harga BBM.

Harga jual BBM umum RON 92 pada Maret 2022 yang sebesar Rp 14.526 per liter pun berdasarkan realisasi perkembangan harga BBM di bulan sebelumnya, di mana harga minyak pada Februari 2022 belum setinggi Maret 2022.

Baca juga: Komisi VII DPR Persilakan Pertamina Naikkan Harga Pertamax

"Dengan mempertimbangkan harga minyak bulan Maret yang jauh lebih tinggi dibanding Februari, maka harga keekonomian BBM umum RON 92 April 2022 akan lebih tinggi lagi dari Rp 14.526 per liter, bisa jadi sekitar Rp 16.000 per liter," ujar Agung dalam keterangannya, yang dikutip Minggu (27/3/2022).

Berita Rekomendasi

Sebelumnya, pemerintah juga sudah pernah memberikan sinyal kenaikan harga Pertamax. Seperti Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawatit yang berkomentar bahwa Pertamax selama ini dikonsumsi oleh masyarakat golongan atas.

Ia menilai, Pertamax bisa saja terkena imbas dari kenaikan harga minyak dunia karena termasuk BBM non subsidi.

"Pertamax bisa saja terkena imbas kenaikan harga minyak dunia karena termasuk BBM yang enggak disubsidi dan dia konsumsi masyarakat golongan atas," ungkapnya dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2022, Selasa (22/3/2022).

Baca juga: Pertamina Siap-siap Naikkan Harga Pertamax 92 Jika Harga Minyak Mentah Makin Tak Terkendali

Sementara Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengusulkan perlu adanya penyesuaian ulang harga jual Pertamax. Menurutnya, jika Pertamax tetap dijual dengan harga kisaran Rp 9.000 per liter, itu artinya Pertamina malah mensubsidi mobil-mobil mewah.

Ia mengatakan, porsi konsumsi Pertamax sekitar 13 persen dari total konsumsi BBM nasional, yang sebagian besar penggunanya adalah masyarakat mampu atau pemilik mobil mewah.

"Jadi bisa dikatakan sekarang ini Pertamina mensubsidi Pertamax. Ini jelas artinya, Pertamina mensubsidi mobil mewah yang pakai Pertamax. Jadi ini perlu dihitung ulang supaya ada keadilan, jangan sampai Pertamina beri subsidi besar kepada mobil mewah yang pakai Pertamax," ujar Arya kepada media, Selasa (22/3/2022).

Terkait adanya sinyal dari pemerintah yang nampak 'mengizinkan' kenaikan harga Pertamax, Corporate Secretary Subholding Commercial And Trading Pertamina Irto Ginting mengatakan, pihaknya masih melakukan pembahasan dengan stakeholder terkait penyesuaian harga Pertamax.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas