Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Optimalisasi Smelter, Produksi Nikel Diprediksi Naik Signifikan

Harga nikel naik drastis tahun ini, salah satunya karena invasi Rusia di Ukrainapada 24 Februari 2022.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Optimalisasi Smelter, Produksi Nikel Diprediksi Naik Signifikan
FT
Ilustrasi 

Laporan Wartawan Tribun Network, Willy Widianto
 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Prospek produksi nikel diprediksi akan meningkat signifikan karena optimalisasi produksi oleh industri smelter, dukungan pasokan listrik yang aman dan proyeksi harga yang stabil untuk masa 30 tahun mendatang.

Pengamat Ekonomi dari GK Invest Lukman Hakeem menjelaskan prospek nikel yang bakal meningkat tersebut akan berdampak positif pada emiten PT Aneka Tambang Tbk (Antam).

"Ini tentu akan mengamankan antam dari potensi fluktuasi produksi yang bisa terganggu karena salah satunya faktor (pasokan) listrik. Dengan prospek produksi yang demikian, tentu akan meningkatkan pertumbuhan pendapatan perusahaan," kata Lukman dalam pernyataannya, Selasa (29/3/2022).

Harga nikel naik drastis tahun ini, salah satunya karena invasi Rusia di Ukraina.

Baca juga: Wamendag Kembali Pimpin Delegasi RI ke WTO Lawan Gugatan Uni Eropa Soal Nikel

Tingginya harga minyak mentah dunia, memacu pengalihan teknologi otomotif dengan bahan baku minyak fosil menjadi listrik semakin mendesak dan cepat. Ini akan membuka pintu bagi naiknya harga nikel yang lebih luas.

Baca juga: Pengamat: Feronikel Bisa Jadi Bisnis Masa Depan Antam Selain Emas

Dalam siaran pers Antam yang diterbitkan laman Bursa Efek Indonesia (BEI), pekan lalu memang cukup menggembirakan, terurama dalam komoditas feronikel. 

Berita Rekomendasi

Selama 2021 Antam mencatatkan produksi feronikel (unaudited) sebesar 25.818 ton nikel dalam feronikel (TNi).

Baca juga: Presiden Jokowi Ditekan di G20, Andre Rosiade Desak Antam Bikin Smelter Nikel

Angka tersebut dinilai relatif stabil jika dibandingkan dengan tingkat produksi feronikel pada tahun 2020. Sementara, volume penjualan produk feronikel Antam di tahun yang sama mencapai 25.992 TNi.

Produksi bijih nikel (unaudited) Antam yang digunakan sebagai bahan baku pabrik feronikel dan penjualan kepada pelanggan domestik, juga mencapai 11,01 juta wet metric ton (wmt). Angka tersebut meningkat 131% secara tahunan (yoy) dibandingkan dengan tingkat produksi tahun 2020 sebesar 4,76 juta.

Kinerja penjualan bijih nikel Antam sepanjang 2021 mencapai 7,64 juta wmt, tumbuh 132% dari realisasi penjualan di tahun 2020 sebesar 3,30 juta wmt.

Aneka usaha yang dilakukan PT Antam diapresiasi.  Karena dengan diversifikasi hasil tambang yang dimiliki, sangat memungkinkan bagi Antam untuk dapat menghindari kerugian dan sekaligus meraup keuntungan yang lebih maksimal lagi.

Seperti fenomena awal 2020, di mana Antam terancam mengalami pelemahan yang cukup tajam, terutama akibat dampak pandemi Covid-19.

Namun situasi itu berubah dan Antam kembali menguat karena sektor usaha yang dilakukan juga mengalami peningkatan, termasuk di sektor feronikel dan emas.

Pada awal tahun 2020 Antam kondisinya sempat melemah, tapi dia berhasil menguat, karena selain feronikel juga dipicu harga emas saat itu tertinggi sepanjang sejarah di Antam, itu USD2.039,77 per troy ounce.

Diungkapkan  beragam keuntungan didapat Antam dengan produksi feronikel dan sektor lainnya. Sektor ini diklaim mampu menjadi pengganti ketika satu sektor mengalami penurunan dan pelemahan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas