Pertamina Seakan Menyubsidi Mobil Mewah Pengguna Pertamax, Kementerian BUMN: Ini Lucu!
Para konsumen Pertamax adalah masyarakat menengah atas yang sebagian menggunakan kendaraan mewah.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Selisih harga atau gap antara bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax yang dijual Pertamina dengan harga keekonomiannya saat ini terpaut cukup jauh.
Staf khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, harga jual BBM Pertamax seharusnya disesuaikan dengan kondisi keekonomiannya saat ini.
Harga Pertamax yang dijual Pertamina saat ini berada di kisaran Rp9.000-an per liter. Sedangkan, harga keekonomian Pertamax seharusnya adalah Rp 16.000 per liter.
Harga keekonomian adalah penetapan harga yang hitung-hitungannya merujuk berbagai faktor, seperti faktor kondisi perekonomian global ataupun domestik, serta mengacu harga harga minyak mentah dunia.
“Memang saya dapat masukkan dari berbagai para pengamat dan sebagainya, bahwa memang harga Pertamax sudah jauh dari harga keekonomiannya,” kata dia, Selasa (29/3/2022).
Baca juga: Sinyal Kenaikan Harga Pertamax Menguat, Bakal Naik Jadi Berapa?
“Kita tahu harga Pertamax sekarang Rp 9 ribuan. Kalau harga keekonomiannya saat ini sampai 16 ribu, yang harga sebenarnya segitu di dunia. Memang sangat jauh,” sambungnya.
Karenanya, dia menilai Pertamina saat ini seolah di posisi sedang mensubsidi para pengguna Pertamax.
Baca juga: Harga Minyak Tinggi, Harga Keekonomian Pertamax Berpotensi Tembus Rp 16.000 per Liter di April
Padahal, para konsumen Pertamax adalah masyarakat menengah atas yang sebagian menggunakan kendaraan mewah.
Saat ini, porsi konsumsi Pertamax sebesar 13 persen dari total konsumsi BBM secara nasional.
Baca juga: Kementerian ESDM: Harga Pertamax Bisa Sentuh Rp 16 Ribu Per Liter karena Konflik Rusia
“Artinya selama ini Pertamina sudah subsidi nih ke para pemakai Pertamax, yang sebenarnya orang-orang (para konsumennya) kalangan atas pemakai mobil mewah. Jadi lucu juga jika Pertamina mensubsidi mobil mewah tersebut,” ujar Arya.
“Sudah saatnya Pertamina untuk memberi harga (jual) enggak jauh-jauh dari harga keekonomian. Tapi nggak boleh terlalu jauh juga," kata dia.
"Seharusnya Pertamina didorong untuk menghitung benar untuk tidak lagi terlalu besar mensubsidi mobil-mobil mewah itu tadi,” ujarnya.
Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) menyatakan, hingga saat ini pihaknya masih melakukan kajian soal harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax RON 92, seiring melonjaknya harga minyak dunia di atas level 100 dolar AS per barel.
Pertamina tidak dapat menyampaikan kapan proses kajian harga Pertamax 92 akan selesai, namun di sisi lain Kementerian ESDM seakan memberikan sinyal harganya akan dinaikkan.