Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Putin Ancam Pangkas Pasokan Bagi Pembeli Asing yang Tolak Bayar Gas Rusia dengan Rubel

Vladimir Putin mengancam akan memotong pasokan bagi pembeli asing yang tidak mau membayar gas Rusia dalam bentuk Rubel.

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Sanusi
zoom-in Putin Ancam Pangkas Pasokan Bagi Pembeli Asing yang Tolak Bayar Gas Rusia dengan Rubel
The Guardian/AFP
Presiden Tusia Vladimir Putin tetap mengharuskan Uni Eropa membayar gas yang dibelinya dari Rusia dengan rubel. Foto Presiden Vladimir Putin di jaringan pipa gas Rusia di Vladivostok, 2011. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin mengancam akan memotong pasokan bagi pembeli asing yang tidak mau membayar gas Rusia dalam bentuk Rubel.

Keputusan Putin ini membuat Eropa menghadapi peluang untuk kehilangan lebih dari sepertiga pasokan gasnya.
Jerman merupakan negara di Eropa yang paling bergantung pada pasokan energi Rusia, mengatakan telah menyusun rencana darurat untuk menghindari kemerosotan ekonomi.

Baca juga: Muncul Larangan Impor, Ini Daftar Perusahaan yang Masih Beli Minyak Mentah Rusia

Melansir dari Reuters.com, ekspor energi merupakan strategi kuat yang digunakan Putin untuk membalas sanksi dari pihak Barat yang menargetkan bank, perusahaan, pengusaha dan oligarki Rusia, setelah negara ini menjatuhkan serangan militer ke Ukraina.

Putin menyatakan pembeli gas Rusia diwajibkan untuk membuka rekening Rubel di Bank Rusia. Dari rekening inilah pembayaran akan dilakukan untuk mendapat pengiriman gas.

Baca juga: Inilah Skema Pembayaran Rubel untuk Pembeli Gas dari Rusia

"Jika pembayaran tersebut tidak dilakukan, kami akan menganggap ini sebagai default dari pihak pembeli, dengan semua konsekuensi berikutnya. Tidak ada yang menjual kami apa pun secara gratis, dan kami juga tidak akan melakukan amal yaitu, kontrak yang ada akan dihentikan," ujar Putin memperingatkan pembeli asing yang tidak mau membayar gas Rusia dalam bentuk Rubel.

Hingga saat ini belum ada informasi apakah dalam praktinya kemungkinan akan ada cara bagi perusahaan asing untuk melanjutkan pembayaran tanpa menggunakan Rubel, seperti yang telah dikesampingkan oleh Uni Eropa dan G7.

BERITA TERKAIT

Italia telah meminta mitra Eropanya untuk memberikan tanggapan tegas atas keputusan Rusia ini. Sementara itu, perusahaan energi Jerman mengatakan mereka sedang dalam tahap pembicaraan untuk menanggapi kemungkinan adanya gangguan pasokan dan menyusun rencana jika Rusia menghentikan ekspor gas mereka.

Mencari Alternatif

Negara-negara Eropa telah berlomba untuk mencari pasokan alternatif untuk energi mereka, namun mereka dihadapkan dengan masalah baru yaitu sedikitnya pilihan untuk menjadi pemasok energi mereka menggantikan Rusia. Amerika Serikat (AS) melihat kesempatan ini dengan menawarkan lebih banyak gas alam cair (LNG), namun beberapa pihak menyebut ini tidak akan cukup untuk menggantikan Rusia.

Menteri Ekonomi Jerman, Robert Habeck memberikan tanggapan atas keputusan Putin ini.

"Penting bagi kami untuk tidak memberikan sinyal bahwa kami akan diperas oleh Putin," kata Habeck, seraya menambahkan bahwa Rusia belum mampu memecah belah Eropa.

Menteri Ekonomi Prancis, Bruno Le Maire mengatakan Prancis dan Jerman sedang mempersiapkan kemungkinan penghentian aliran gas dari Rusia. Namun dia menolak untuk memberikan informasi mengenai rincian teknis terkait dengan tuntutan Rusia untuk membayar gas Rusia dalam bentuk Rubel.

Baca juga: Rusia Denda Google 2 Juta Rubel Lantaran Gagal Hapus Informasi Palsu di YouTube

Dalam rencana yang ditetapkan oleh Putin, pembeli asing gas Rusia akan menggunakan rekening khusus di Gazprombank sebagai perantara pembayaran dalam Rubel. Keputusan Putin ini, telah mendorong Rubel yang sebelumnya telah jatuh ke posisi terendahnya dalam sejarah, kini mata uang Rusia ini mulai bangkit, sehingga menimbulkan pertanyaan apakah sanksi Barat efektif untuk Rusia.

Perusahaan dan pemerintah Barat menolak untuk mengubah kontrak pasokan gas mereka ke mata uang pembayaran lain, di mana sebagain besar pembeli gas dari Eropa menggunakan mata uang Euro. Para eksekutif perusahaan yang membeli gas Rusia mengatakan, akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menegosiasikan kembali persyaratan.

Pembayaran dalam Rubel akan menumpulkan dampak dari sanksi Barat terhadap akses Rusia terhadap cadangan devisanya.

Tanggapan Perusahaan Energi di Eropa

Harga gas di kawasan Eropa terus melambung tinggi, karena meningkatnya ketegangan dengan antara Ukraina dan Rusia yang meningkatkan risiko kemunduran ekonomi. Perusahaan seperti produsen baja dan bahan kimia, telah dipaksa untuk membatasi produksi mereka.

Setelah Putin mengumumkan keputusan untuk melakukan pembayaran gas Rusia dalam Rubel, harga gas di Inggris dan Belanda naik dari 4 persen menjadi 5 persen.

Perusahaan minyak dan gas Polandia, PGNiG mengatakan pihaknya tetap berhubungan dengan perusahaan energi milik Rusia, Gazprom yang memiliki kontrak panjang yang berakhir pada akhir tahun ini. Sedangkan perusahaan energi Italia, ENI yang juga pembeli utama gas Rusia, tidak memberikan tanggapan mengenai keputusan Putin ini.

Perusahaan energi Denmark Orsted, yang memiliki kontrak take-or-pay jangka panjang dengan Gazprom, mengatakan sedang menunggu kabar dari perusahaan Rusia dan menolak berkomentar lebih lanjut.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas