Harga Pertamax Naik, Pertamina: Lebih Rendah Dibanding Harga BBM RON 92 di Operator SPBU Lain
Nicke Widyawati mengatakan, kenaikan bahan bakar minyak (BBM) jenis RON 92 atau setara Pertamax, tak hanya dilakukan oleh Pertamina
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mulai 1 April 2022, PT Pertamina (Persero) menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis RON 92, Pertamax, menjadi Rp12.500 - Rp13.000 per liter.
Kenaikan harga Pertamax itu menyesuaikan dengan lonjakan harga minyak mentah dunia. Pertamina mengklaim, kenaikan harga tersebut masih lebih rendah sekitar Rp 3.500 dari keekonomian.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan, kenaikan bahan bakar minyak (BBM) jenis RON 92 atau setara Pertamax, tak hanya dilakukan oleh Pertamina, tetapi juga perusahaan energi lainnya di Indonesia.
Baca juga: Jokowi Sentil Menteri Karena Tak Jelaskan Sebab Harga Minyak Goreng dan Pertamax Naik ke Masyarakat
Sejak 1 April 2022, Pertamina menaikkan harga Pertamax menjadi sebesar Rp 12.500 per liter dari sebelumnya Rp 9.000 per liter. Ia bilang, harga itu lebih rendah dibandingkan harga BBM RON 92 yang dijual operator SPBU lainnya.
"Perusahaan lain, kompetitornya Pertamina naik jadi Rp 16.000, pada ribut enggak? Sama loh itu RON 92," ujar Nicke dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VII DPR RI, Rabu (6/4/2022).
Baca juga: Harga Pertamax Rp 12.500, Pengamat: Pertamina Untung Tapi Tidak Maksimal
Menurutnya, harga BBM di Indonesia bahkan termasuk yang termurah di dunia karena sebagian memang disubsidi. Ia membandingkan seperti di Inggris untuk BBM RON 92 sudah dijual seharga Rp 44.500 per liter.
Nicke bahkan mengatakan, untuk BBM yang tidak disubsidi pemerintah, seperti Pertamax, dengan harganya yang kini dibanderol Rp 12.500 per liter, pihaknya jadi menyubsidi Rp 3.500 per liter.
Sebagai informasi, Kementerian ESDM memang memperhitungkan dengan kenaikan harga minyak dunia, harga keekonomian BBM RON 92 sebesar Rp14.526 per liter di Maret 2022 dan diperkirakan mencapai Rp 16.000 per liter pada April 2022.
"Pertamina naiknya Pertamax itu Rp 12.500 dan untuk itu Pertamina itu mensubsidi Rp 3.500 per liter," kata dia.
"Karena kami ini BUMN, kami memahami kesulitan masyarakat, tetapi tidak bisa juga menanggung seluruhnya karena Pertamina badan usaha. Semua juga mengharapkan Pertamina untung kan? Bisa ada dividennya, jadi mohon dipahami," tutup Nicke.
Sebagai pembanding, harga BBM RON 92 atau setara Pertamax per April 2022 pada operator SPBU lainnya, yaitu untuk Shell dengan Shell Super dijual seharga Rp 16.000 per liter.
Sementara pada produk BBM BP-AKR yaitu BP 92 dijual seharga Rp 12.990 per liter, sedangan untuk produk Vivo yaitu Revvo 92 dijual seharga Rp 12.900 per liter.
Baca juga: UPDATE Harga Pertamax Hari Ini, 6 April 2022 di SPBU Seluruh Indonesia
Kenaikan Harga Pertamax Imbas Tingginya Harga Minyak Dunia
Sebelumnya, Pjs. Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, SH C&T Pertamina Irto Ginting mengatakan, kenaikan harga Pertamax terjadi seiring dengan semakin melonjaknya harga minyak mentah dunia. Krisis geopolitik Rusia-Ukraina telah membuat harga minyak dunia melambung tinggi di atas 100 dollar AS per barrel.
Hal ini pun mendorong harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) per 24 Maret 2022 mencapai 114,55 dollar AS per barel, atau melonjak hingga 56 persen dari periode Desember 2021 yang sebesar 73,36 dollar AS per barrel.
Kenaikan harga minyak mentah tersebut turut mengerek harga keekonomian BBM. Seperti untuk BBM jenis RON 92 atau setara Pertamax yang diperkirakan harga keekonomiannya akan lebih tinggi lagi dari Rp 14.526 per liter menjadi sekitar Rp 16.000 per liter di April 2022.
"Dengan demikian, penyesuaian harga Pertamax ini masih lebih rendah Rp3.500 dari nilai keekonomiannya. Ini kita lakukan agar tidak terlalu memberatkan masyarakat," ujar Irto dalam keterangan tertulis Kamis (31/3/2022).
Ia menjelaskan, Pertamina melakukan berbagai upaya untuk menekan beban keuangan perseroan guna menyikapi kondisi tingginya harga minyak mentah. Salah satunya dengan melakukan efisiensi ketat di seluruh lini operasi.
Namun hal itu tak cukup, sehingga penyesuaian harga BBM pun menjadi tidak terelakkan untuk dilakukan, tetapi tetap dengan mempertimbangkan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Kali ini kenaikan ditetapkan pada Pertamax.
Irto menambahkan, dengan harga baru Pertamax, Pertamina berharap masyarakat tetap memilih BBM non-subsidi yang lebih berkualitas.
"Harga baru masih terjangkau khususnya untuk masyarakat mampu. Kami juga mengajak masyarakat lebih hemat dengan menggunakan BBM sesuai kebutuhan," pungkasnya.(Kompas.com)