Ekonomi Rusia Terancam Lumpuh Usai Amerika Serikat Blokir Dua Bank Besar Moskow
Pemblokiran kedua bank tersebut dimaksudkan sebagai bentuk hukuman atas tuduhan kekejaman Rusia pada warga Bucha, Ukraina
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden secara resmi mengumumkan pemblokiran penuh pada dua bank besar asal Rusia yaitu Sberbank Rusia dan Alfa-Bank, pada Rabu (6/4/2022) kemarin.
Pemblokiran kedua bank tersebut dimaksudkan sebagai bentuk hukuman atas tuduhan kekejaman Rusia pada warga Bucha, Ukraina, dalam beberapa waktu lalu.
Akibatnya aksi pemblokiran Sberbank dan Alfa-Bank, kini masyarakat sipil yang berada di Moscow terancam tak dapat lagi melakukan transaksi keuangan.
Baca juga: Kisah Sniper Wanita Ukraina, Sebut Tentara Rusia Sebagai Makhluk Orc
Hal ini lantaran kedua bank tersebut merupakan pusat penyimpanan tabungan warga sipil Rusia.
Dengan adanya pemblokiran akses tentunya membuat pemerintah Rusia saat kesulitan dalam membayarkan hutang publik kepada warganya.
Duta besar Rusia untuk Amerika Serikat Anatoly Antonov menyebut jika adanya pemblokiran pada kedua bank terbesar Moskow ini, sengaja dilakukan Biden dengan tujuan untuk meruntuhkan ekonomi negara Putin serta melemahkan perekoniman warga sipil Rusia.
Langkah ini diambil Biden setelah pihaknya gagal melumpuhkan perekonomian Rusia dengan pemblokiran sistem SWIFT hingga pemutusan kontrak jual beli migas Rusia.
Baca juga: Akhiri Impor Rusia, AS Datangkan Bahan Bakar Minyak dari Amerika Latin
“Upaya ini tampaknya dimotivasi oleh keinginan untuk mencoreng reputasi Rusia. Ini adalah serangan langsung terhadap penduduk Rusia, warga negara biasa,” jelas Antonov.
Tak hanya itu saja, dikutip dari Tass dengan memblokir Sberbank yang merupakan pemegang sepertiga aset Rusia, juga dimaksudkan agar Presiden Putin makin kesulitan dalam membayarkan hutang nasionalnya.
“Upaya Amerika Serikat untuk mempersulit kami untuk membayar utang publik kami membingungkan. Terlepas dari hambatan ekonomi yang dibangun presiden Biden, kami akan terus memenuhi untuk membayar hutangnya. kewajiban dengan itikad baik dan tepat waktu," tutur Antonov.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.