Kaleng Kerupuk Motif Batik Asal Yogyakarta Tembus Pasar Belanda
Produk kaleng krupuk motif batik asal Yogyakarta telah menembus pasar mancanegara seperti Belanda, Amerika Serikat, Australia, hingga Asia Tenggara.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Produk kaleng kerupuk motif batik asal Yogyakarta telah menembus pasar mancanegara seperti Belanda, Amerika Serikat, Australia, hingga Asia Tenggara.
Kaleng kerupuk motif batik lawas tersebut merupakan karya Eni Anjayani, yang diawalnya hanya karena kegemaran mengkoleksi batik kuno dan gemar akan pernak-pernik dekorasi rumah.
Dari situ, Eni memiliki ide untuk mengaplikasikan motif batik di media selain kain, dan tercipta kaleng kerupuk dengan bermotifkan batik.
Baca juga: Cerita Pengusaha Kerupuk Niat Beli Minyak Goreng Malah Dikirimi Puluhan Liter Kuah Soto
“Dengan mengaplikasikan motif batik kuno pada produk seperti tumbler, kaleng kerupuk diharapkan dapat memberikan kesan dan pesona masa lalu namun tetap terdapat sentuhan modernnya. Selain itu, produk hasil dari Wastraloka juga dibuat langsung oleh pekerja seni lukis, ibu rumah tangga sampai anak muda yang memiliki minat dalam melukis,” ujar Eni dalam keterangannya, Senin (11/4/2022).
Eni mengawali bisnisnya dengan modal hanya Rp 5 juta dan saat ini telah mempekerjakan 37 orang, di mana 17 sebagai pegawai in house, sisanya freelance yang tersebar di 4 klaster yang berlokasi di Yogyakarta, Bantul, Sleman dan Magelang, Jawa Tengah.
Masing-masing cluster dapat menghasilkan 300 sampai 500 unit setiap harinya dengan harga jual sebesar Rp290 ribu sampai Rp 1 juta.
Merupakan peserta program Coaching Program for New Exporters (CPNE) LPEI. Sebelum mengikuti pelatihan CPNE, Eni belum sepenuhnya mengutamakan nilai produknya.
Baca juga: 5 Pencuri Kerupuk Diamankan Aparat Polres Payakumbuh, Begini Modus Pelaku Beraksi
Namun, setelah mengikuti program ini dan diberikan kesempatan PEI mengikuti pameran dengan skala internasional (Trade Expo Indonesia), akhirnya Wastraloka kembali berhasil menembus pasar Australia.
Corporate Secretary LPEI, Chesna F. Anwar mengatakan, program CPNE disiapkan untuk UKM berorientasi ekspor yang ingin berkembang menjadi eksportir Indonesia, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui serangkaian tahapan-tahapan pelatihan dan pendampingan tertentu.
"Sehingga menghasilkan UKM yang unggul dan dapat bersaing di pasar global," papar Chesna.