Nilai Yen Melemah Terus dan Kemungkinan Bisa Capai 130 Yen per US Dolar
Di pasar valuta asing Tokyo, yen terdepresiasi untuk pertama kalinya dalam waktu sekitar 20 tahun, mencapai paruh pertama level 126 yen per dolar, dan
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Di pasar valuta asing Tokyo, yen terdepresiasi untuk pertama kalinya dalam waktu sekitar 20 tahun, mencapai paruh pertama level 126 yen per dolar, dan kemungkinan yen akan menurunkan lagi mencapai harga dengan level 130 yen dalam waktu dekat.
"Yen terus melemah saat ini dan akan terus melemah bisa mencapai 130 yen per dolar di waktu mendatang," ungkap seorang pedagang pasar uang kepada Tribunnews.com Kamis (14/4/2022).
Penjualan yen yang spekulatif mendapatkan momentum karena Bank of Japan (BOJ) menganut kebijakan suku bunga rendah dan Amerika Serikat mempercepat pengetatan kebijakan moneter dengan memberantas inflasi.
Ada juga pandangan kuat bahwa intervensi pemerintah di pasar valuta asing sulit, dan ada seruan yang berkembang bagi Bank of Japan untuk mengambil langkah-langkah untuk memperlebar perbedaan suku bunga antara Jepang dan Amerika Serikat.
Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno mengumumkan pada konferensi pers pada sore kemarin (13/4/2022) bahwa "stabilitas nilai tukar adalah penting dan fluktuasi yang cepat tidak diinginkan."
“Berdasarkan pemikiran bahwa fluktuasi yang berlebihan dan pergerakan yang kacau akan berdampak buruk pada stabilitas ekonomi dan keuangan, kami ingin mengambil tindakan yang tepat sebagai pemerintah dengan tetap menjaga komunikasi yang erat dengan otoritas moneter seperti Amerika Serikat,” tekan Matsuno.
Nilai tukar yen telah melampaui level "Abenomics" (125,86 yen, Juni 2015), yang dianggap sebagai target langsung.
"Tonggak berikutnya adalah level 135 yen yang tercatat pada Januari 2002, tetapi ada "jarak" untuk saat ini, dan tampaknya pergerakan harga akan mengarah ke level 130 yen untuk saat ini," tambah sumber itu lagi.
Juga diamati bahwa pemerintah akan bergerak untuk membeli yen dan menjual dolar di beberapa pasar keuangan karena depresiasi yen yang tajam akan mendorong harga impor dan mengurangi pengeluaran konsumen.
"Namun, tidak mudah untuk mendapatkan pemahaman dari masyarakat internasional, seperti yang ditunjukkan bahwa setiap negara menderita harga tinggi dan Amerika Serikat tidak mengizinkan intervensi valuta asing Jepang," ungkap Eksekutif Ekonomi Institut Riset Nomura Takahide Kiuchi.
Untuk alasan ini, pasar sangat memperhatikan respon BOJ. Munculnya mengikuti pelonggaran moneter skala besar tanpa dipengaruhi oleh pergerakan Amerika Serikat dan Eropa juga disebut "merpati abadi", dan spekulan dengan percaya diri menjual yen.
Namun, jika Bank of Japan mengizinkan suku bunga jangka panjang naik ke tingkat di atas 0,25%, yang merupakan "garis pertahanan", perbedaan suku bunga antara Jepang dan Amerika Serikat dapat menyempit dan pembelian yen dapat dilanjutkan.
Sementara AS terus memperketat kebijakan moneter, gelombang pasar tidak akan berubah, dan yen mungkin terus terdepresiasi selama enam bulan ke depan. Penilaian Bank of Japan menarik perhatian pada kritik yang berkembang.
Di lain pihak adanya beasiswa (ke Jepang), belajar gratis di sekolah bahasa Jepang di Jepang, serta upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.