Antisipasi Meningkatnya Rekor Inflasi, Bank Sentral Eropa Rancang Kebijakan Baru
Presiden ECB Christine Lagarde menyebut lonjakan inflasi kali ini jauh dari perkiraan bank, bila tak ditangani dengan cepat tentunya semakin buruk
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, FRANKFURT – Pejabat Bank Sentral Eropa (ECB) pada Kamis (14/4/2022) melangsungkan rapat terbatas untuk menanggapi adanya permasalahan inflasi yang dapat menganggu pertumbuhan ekonomi Eropa di masa dapan.
Dengan dihadiri 25 anggota dewan pemerintah Eropa, pertemuan ini merupakan kali kedua yang diadakan ECB sejak Rusia melancarkan agresinya ke Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu.
Dilansir dari situs Barrons, pertemuan ini sengaja dimaksudkan untuk membahas prospek ekonomi zona Eropa yang masih suram akibat konflik Rusia dan Ukraina.
Baca juga: Konflik Rusia Vs Ukraina, Inflasi Mulai Membayangi, Apa Dampaknya untuk Pemulihan Ekonomi RI?
Dalam pertemuan terbatas tersebut, dewan ECB berencana mempercepat penghentian program pembelian obligasi (quantitative easing/ QE), yang seharusnya rampung pada Juli 2022 mendatang.
Seruan percepatan program QE makin gencar dilakukan dewan ECB setelah harga di pasar Eropa semakin bergejolak, hingga meningkatkan biaya impor untuk komoditas energi seperti minyak dan gas hingga komoditas makanan.
Melonjaknya harga tersebut bahkan telah mendorong bank sentral Federal Reserve AS untuk menaikkan suku bunga negaranya.
Langkah ini pun juga diikuti oleh beberapa sekutunya seperti Bank of England dan Bank of Canada, dengan tujuan untuk menghambat laju inflasi yang tengah membayangi negara.
Rangkaian sanksi yang ditujukan untuk menghacurkan ekonomi Rusia, justru menyerang balik Eropa dan sekutunya.
Situs AFP mencatat, pada Maret kemarin laju inflasi di zona Eropa telah meroket ke angka 7,5 persen, melompat jauh diatas target bank sentral ECB yang hanya memprediksi sekitar 2 persen.
Pecahnya perang dan harga yang tidak terduga tentunya memberikan pukulan serius bagi ECB.
Baca juga: Inflasi di Inggris Makin Menggila, Sentuh Level Tertinggi Sejak 3 Dekade Terakhir
Presiden ECB Christine Lagarde menyebut lonjakan inflasi kali ini jauh dari perkiraan bank, bila tak kunjung ditangani dengan cepat tentunya semakin memperburuk kondisi perekonomian Eropa.
Untuk itu Lagarde mengimbau agar ECB mempercepat penghentian program pembelian obligasi sambil menaikkan suku bunga di tiap-tiap negara.
Meski cara ini tak sepenuhnya dapat menghentikan laju inflasi namun dengan ini setidaknya dapat membantu mengamankan perekonomian Eropa agar tak terperosok dalam jurang resesi ekonomi.