Presiden Jokowi Diminta Tertibkan Menteri yang Bahas Kenaikan Harga BBM
Menurut Fahmy, kalau benar keempat harga komiditi tersebut benar-benar dinaikkan, keputusan itu mencederai tuntutan mahasiswa.
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat ekonomi energi dari Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi mengatakan, Menteri ESDM Arifin Tasrif memberikan sinyal terkait rencana kenaikan harga Pertalite, Solar, elpiji 3 kg, dan tarif listrik.
Sinyal tersebut menurutnya seolah mengamini pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan sebelumnya terkait kemungkinan harga komoditi strategis akan naik.
"Mohon agar Presiden Joko Widodo menertibkan Menteri Kabinet Indonesia Maju untuk tidak membuat pernyataan di publik terkait wacana kenaikkan harga-harga komoditi strategis, termasuk BBM, gas melon, dan tarif listrik," ujarnya dalam keterangan tertulis kepada Tribunnews.com, Jumat (15/4/2022).
Baca juga: Harga Pertalite Dinilai Tak Perlu Naik, Pengamat Minta Pemerintah Lakukan Ini
Menurut Fahmy, kalau benar keempat harga komiditi tersebut benar-benar dinaikkan, keputusan itu mencederai tuntutan mahasiswa.
"Satu di antara tuntutan mahasiswa adalah penurunan harga BBM pada unjuk rasa 11 April 2022 lalu," katanya.
Selain itu, penaikkan keempat komoditi itu dinilainya sudah pasti akan menyulut kenaikan inflasi secara signifikan, yang menyebabkan kenaikkan harga kebutuhan pokok, memperburuk daya beli, dan memperberat beban rakyat.
Baca juga: Pemerintah Jamin Ketersediaan BBM, Gas Elpiji dan Bahan Pokok Selama Mudik Lebaran
"Sungguh sangat ironis, rakyat miskin yang tidak pernah beli BBM dan LPG 3 kg lantaran tidak memiliki kendaraan bermotor dan kompor gas, harus ikut menanggung beban kenaikkan harga-harga kebutuhan pokok," pungkas Fahmy. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.