Bulog Salurkan 800 Ribu Ton Kedelai Untuk Perajin Tahu Tempe
Perum Bulog melakukan pengadaan dan penyaluran perdana kedelai dengan harga lebih rendah
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perum Bulog melakukan pengadaan dan penyaluran perdana kedelai dengan harga lebih rendah kepada Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (KOPTI) di Jawa Barat.
Penyaluran yang dilaksanakan melalui salah satu gudang supplier kedelai milik FKS Multi Agro Bekasi pada Senin (18/4) ini, dalam rangka menyikapi kenaikan harga kedelai yang terjadi sejak akhir tahun 2021.
Untuk itu, Pemerintah telah menugaskan Perum Bulog untuk menyediakan pasokan kedelai pada harga yang lebih rendah dari harga pasar. Diberikan selisih Rp1.000/kg bagi pengrajin tempe tahu yang tergabung dalam Kopti sasaran.
Baca juga: Mentan SYL Tinjau Produksi Tahu di Jakarta, Pastikan Ketersediaan Kedelai Aman
Dengan nama program bantuan Penggantian Selisih Harga Pembelian Kedelai Oleh Pengrajin Tahu Tempe, pengadaan dan penyaluran kedelai akan dilaksanakan selama 4 bulan mulai dari April-Juli 2022.
Dengan pagu maksimal 200.000 ton per bulan atau total 800.000 ton secara keseluruhan.
Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso mengatakan, kenaikan harga kedelai akan berdampak pada salah satu pangan sumber protein yang murah dan dikonsumsi sebagian besar masyarakat Indonesia.
“Sararan dari program ini adalah perajin tahu tempe yang tergabung dalam koperasi tahu tempe yang ditetapkan oleh Kementerian Koperasi dan UMKM dan program ini akan dilaksanakan di seluruh Indonesia,” ucap Budi Waseso, Senin (18/4/2020).
Baca juga: Ramadan dan Idul Fitri, Kementan Suplai 135 Ton Kedelai Untuk Pengrajin Tahu dan Tempe
Pada penyaluran perdana, diberangkatkan 8 truk yang mengangkut 100 ton kedelai yang akan disalurkan ke pengrajin melalui Primkopti Kab. Bogor, Kota Depok, Kab. Bekasi, Kab. Indramayu dan Kab. Kuningan, Jawa Barat.
Penyaluran kedelai oleh Perum Bulog dilaksanakan bertahap dengan setiap tahapan pada periode 2 mingguan.
Pada tahap I, akan disalurkan di 13 Provinsi yakni Aceh, Lampung, Bengkulu, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, Bali, Kalimantan Timur, NTB, dan Sulawesi Selatan.
Dengan penyiapan pasokan kedelai pada harga yang lebih murah, perajin tahu tempe akan dapat menyiapkan tahu tempe pada harga terjangkau bagi masyarakat sekaligus kepastian pasokan untuk jaminan keberlangsungan produksi tahu tempe.
“Sumber kedelai yang akan digunakan dalam program ini adalah kedelai eks impor yang saat ini sudah tersedia di gudang-gudang importir maupun kedelai lokal hasil produksi petani dalam negeri,” papar Buwas.
“Selanjutnya jumlah provinsi dan pagu alokasi per tahap akan bertambah setiap dua minggu dengan perluasan provinsi sasaran, penambahan jumlah KOPTI Sasaran dan pengrajin anggotanya,” pungkasnya.
Ketua Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (GAKOPTINDO) Aip Syarifudin mengatakan, harga pembelian kedelai ini akan berbeda di masing-masing wilayah.
Namun, tetap diberikan selisih Rp1.000/kg bagi pengrajin tempe tahu yang tergabung dalam Kopti sasaran.
"Harga pembelian kedelai oleh Puskopti Jawa Barat selaku Kopti Sasaran adalah Rp.10.250 per kg di gudang supplier atau lebih murah Rp1.000/kg dari harga jual supplier di luar program,” papar Aip.
“Harga tersebut berlaku untuk wilayah Jawa Barat, sedangkan wilayah lain sesuai dengan hasil lelang oleh Perum Bulog yang berbeda antar wilayah,” tukasnya.