Cargill dan Ferrero Stop Beli Minyak Sawit dari Pengusaha Malaysia, Diduga Ada Temuan Kerja Paksa
Cargill Inc dikabarkan tengah berhenti memasok produk minyak sawit dari konglomerat Malaysia Sime Darby Plantation Bhd.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR – Perusahaan pertanian terbesar asal AS, Cargill Inc dikabarkan tengah berhenti memasok produk minyak sawit dari konglomerat Malaysia Sime Darby Plantation Bhd.
Penangguhan ini terjadi setelah Biro investigasi federal AS melaporkan adanya indikator kerja paksa pada petani Malaysia yang bekerja di Sime Darby Plantation Bhd. Hal inilah yang kemudian membuat Cargill menangguhkan kegiatan impornya terhadap Sime sejak 25 Februari kemarin.
Baca juga: Menperin Sidak Distribusi Minyak Goreng Sawit Bersubsidi di Tangerang
Pengumuman tersebut dibuat perwakilan Cargill melalui email yang disampaikan Bloomberg. Penangguhan dilakukan Cargill tak hanya pada produk minyak sawit saja namun juga untuk semua komoditas Sime Darby.
Tak hanya Cargill Inc saja yang melakukan penangguhan terhadap trader Malaysia Sime Darby, produsen makanan raksasa asal Italia, Ferrero dan produsen cokelat terbesar asal AS Hershey’s juga dikabarkan telah menghentikan penggunaan produk minyak sawit dari Sime.
Baca juga: Kasat Polres Binjai Dicopot Terkait Kasus Kerangkeng Bupati Langkat: Begini Perannya
Dugaan atas pelanggaran pekerja migran yang dilakukan Sime Darby, sebelumnya sudah lama tercium oleh AS hingga membuat beberapa produsen kelapa sawit yang berada di bawah naungan Sime dalam beberapa tahun terakhir diawasi oleh Biro investigasi federal AS.
Baca juga: Korban Keempat Kerangkeng Bupati Langkat Hanya Bertahan 8 Jam: Begini Penuturan Ayah Korban
Hingga akhirnya pada Januari kemarin tuduhan tersebut terbukti, setelah Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS menyita minyak sawit Sime dan barang-barang terkait. Dari penyitaan tersebut pemerintah AS mendapat informasi bahwa produk-produk perusahaan Sime dibuat oleh para narapidana dan tenaga kerja paksa.
Pelanggaran atas pemanfaatan pekerja migran inilah yang kemudian membuat sejumlah perusahaan besar memutus mitra dari Sime Darby.
Lebih lanjut, Sime Darby hingga kini masih enggan untuk memberikan komentarnya atas dugaan pelanggaran pada para petaninya. Tetapi perusahaan menyebut jika saat ini pihaknya tengah berupaya melakukan diskusi dengan Cargill dan para mitra lainnya terkait kelanjutan hubungan ekspor impor minyak sawit.