Yunani Kurangi Ketergantungan pada Gas Rusia, Bakal Berdampak pada Kenaikan Harga Tarif Listrik
Invasi Rusia ke Ukraina yang mengakibatkan lonjakan harga gas, telah menimbulkan kekhawatiran mengenai ketersediaan pasokan gas
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, ATHENA - Juru bicara pemerintah Yunani, Giannis Oikonomou mengatakan pemerintahannya tengah mempertimbangkan langkah-langkah untuk menekan kenaikan tarif harga listrik dan mengurangi dampaknya terhadap konsumen, jika Uni Eropa tidak segera mengambil tindakan atas masalah tersebut.
Invasi Rusia ke Ukraina yang mengakibatkan lonjakan harga gas, telah menimbulkan kekhawatiran mengenai ketersediaan pasokan gas untuk pembangkit listrik di Eropa.
Seperti banyak negara Eropa lainnya, Yunani bergantung dengan energi dari Rusia yang menyediakan 40 persen gasnya dan 26 persen minyak untuk Yunani.
Baca juga: Presiden Macron: Prancis Tidak Butuh Gas Rusia, Kami Dukung Embargo Energi
"Jika tidak ada tanggapan Eropa yang cepat dan segera, akan ada rencana nasional untuk intervensi lain yang menentukan dalam harga listrik," kata Oikonomou, yang dilansir dari Reuters.com.
Oikonomou juga menambahkan, pemerintah akan membuat pengumuman yang relevan dalam waktu dekat.
Yunani tercatat telah menghabiskan sekitar 4 milar euro untuk mensubsidi tagihan listrik untuk rumah tangga, bisnis dan petani sejak tahun lalu.
Kurangi ketergantungan dengan gas Rusia
Pada minggu lalu, Yunani berupaya untuk mempercepat pengeboran hidrokarbon dan eksplorasi gas, sebagai langkah untuk mengurangi ketergantungan pada energi Rusia.
Baca juga: Pertamina Jamin Pasokan BBM dan LPG di Solo Raya Aman Selama Ramadan dan Idul Fitri
Perdana Menteri Yunani, Kyriakos Mitsotakis mengungkapkan satu-satunya pilihan bagi Yunani adalah dengan mengurangi ketergantungan pada gas Rusia dan mencari alternatif bahan bakar fosil.
Hal ini dapat memastikan swasembada negara dan harga yang lebih terjangkau.
Peningkatan eksplorasi gas ini akan berkonsentrasi di enam wilayah, yaitu satu di wilayah Epirus Utara dan lima lokasi lainnya berada di lepas pantai dalam zona ekonomi eksklusif, termasuk Laut Ionia, Teluk Kyparissia, dan Kreta.
Mitsotakis menambahkan, pemerintah tidak akan lalai dengan tujuan jangka panjangnya untuk mengurangi emisi karbon. Sebelumnya pada 7 April lalu, Yunani mengumumkan akan melipatgandakan produksi lignitnya.