Arcandra Tahar Sebut Bisnis Hulu Migas Saka Energi Akhirnya Raup Untung
Arcandra Tahar mengatakan kinerja bisnis hulu migas Perusahaan Gas Negara melalui PT Saka Energi Indonesia atau Saka Energi mulai meraih keuntungan.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisaris Utama Perusahaan Gas Negara (PGN) Arcandra Tahar mengatakan kinerja bisnis hulu migas Perusahaan Gas Negara melalui PT Saka Energi Indonesia atau Saka Energi mulai meraih keuntungan.
"Setelah sekian lama mengalami kerugian, pada tahun 2021, alhamdulillah Saka Energi berhasil mencatatkan laba bersih sekitar 6 juta dolar AS. Membaiknya kinerja Saka ini tentunya juga berdampak positif terhadap PGN sebagai induknya," ujar Arcandra dikutip dari akun instagram pribadinya.
Lalu apa yang membuat Saka Energi mampu meraih laba di tahun 2021?
Baca juga: BPH Migas: Stok Ketahanan BBM Cukup untuk 21 Hari
Arcandra mengatakan, perbaikan kinerja Saka Energi dipengaruhi sejumlah faktor. Pertama, Saka Energi berhasil meningkatkan volume lifting minyak menjadi sekitar 25 ribu boepd selama tahun 2021. Kenaikan lifting tersebut berkat eksplorasi di beberapa sumur baru, khususnya di Blok Pangkah, yang berhasil menemukan minyak.
Kedua, kenaikan harga minyak sepanjang tahun 2021 turut mendorong pendapatan Saka Energi mengalami kenaikan yang signifikan. Pada tahun lalu rata-rata harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) sebesar 68,13 dolar AS per barel, lebih tinggi dibandingkan harga rata-rata tahun 2020 sebesar 52,77 dolar AS per barel.
Baca juga: Sucofindo Dukung Target Lifting 1 Juta Barel per Hari melalui Jasa Layanan Hulu Migas
Ketiga, optimalisasi teknologi pada sumur-sumur eksplorasi dan eksploitasi berdampak tidak hanya terhadap peningkatan volume lifting minyak, tetapi juga pada efisiensi operasional Saka Energi.
"Bisnis hulu migas memiliki potensi yang besar jika mampu dikelola dengan mengoptimalkan teknologi dan efisien dalam proses bisnis yag dijalankan. Komitmen itu yang terus diwujudkan oleh Saka Energi saat ini dan ke depan," katanya.
Membaiknya kinerja Saka Energi sesungguhnya juga bisa dilihat dari kemampuan perusahaan dalam mempercepat pelunasan sebagian utang obligasi yang diterbitkan tahun 2017. Saka Energi telah mempercepat pelunasan utang obligasinya senilai 220 juta dolar AS pada 25 Maret 2022 lalu.
Pasca bayback obligasi tersebut, nilai surat utang obligasi Saka Energi yang masih beredar sebesar 405 juta dolar AS. Surat utang itu baru akan jatuh tempo pada bulan Mei tahun 2024.
Baca juga: SKK Migas: Harga Minyak Dunia Diprediksi 100 Dolar AS Per Barel Sampai 2023
"Kami bersyukur bahwa bisnis dari sektor hulu PGN selama tahun 2021 tumbuh sangat positif. Secara konsolidasi, laporan keuangan PGN tahun 2021 mencatat pendapatan perseroan dari hasil penjualan minyak dan gas mencapai 331,30 juta dolar AS. Nilai tersebut mengalami kenaikan sekitar 60,64 persen dibandingkan peroleh tahun 2020 lalu yaitu sebesar 203,70 juta dolar AS," imbuhnya.
Lebih jauh ia mengatakan, dalam situasi yang penuh tantangan dan dinamis saat ini, sebagai subholding gas bumi, PGN senantiasa berhati-hati dan tetap disiplin dalam menjalankan seluruh kegiatan bisnisnya. Termasuk di sektor hulu migas seperti yang dijalankan oleh Saka Energi.
Sebagai perusahaan migas, PGN menyadari bahwa pengelolaan bisnis hulu tidak saja membutuhkan modal yang besar, tetapi juga harus didukung dengan sumber daya manusia (SDM) yang memahami teknologi, komersial dan mampu menjalankan proses bisnis yang efisien sekaligus dapat dipertanggungjawabkan.
"Semoga Saka Energi dan PGN selalu menjadi bagian dari usaha bangsa ini untuk terus memperkuat ketahanan energi dan menjadikan sumber daya alam nasional bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat," tutup Arcandra.