Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Dijamin Cuan Maksimal, Ini 6 Cara Trading Bitcoin bagi Pemula

Aset kripto atau cryptocurrency seperti Bitcoin menjadi salah satu instrumen investasi yang tengah menarik perhatian masyarakat

BizzInsight
zoom-in Dijamin Cuan Maksimal, Ini 6 Cara Trading Bitcoin bagi Pemula
Shutterstock
Ilustrasi trading bitcoin 

TRIBUNNEWS.COM - Aset kripto atau cryptocurrency seperti Bitcoin menjadi salah satu instrumen investasi yang tengah menarik perhatian masyarakat. Saat baru mulai investasi Bitcoin, Anda pun perlu untuk mengatur strategi yang tepat sehingga bisa cuan dengan maksimal.

Salah satu cara mendapatkan keuntungan dari salah satu mata uang kripto yang sangat populer ini adalah dengan trading Bitcoin. Konsep trading Bitcoin ini sendiri secara sederhana yaitu mendapat keuntungan dari selisih harga jual dengan harga beli.

Seperti dalam saham, trading Bitcoin pun sejatinya tidak ada satu cara khusus yang bisa Anda gunakan. Beda investor, beda situasi, berbeda pula cara main atau strateginya. Tapi, ada beberapa hal yang bisa Anda jadikan pegangan dalam memulai investasi Bitcoin sebagai pemula.

1. Pahami peluang dan risiko

Untuk meminimalisir risiko kerugian saat investasi aset digital seperti Bitcoin, maka penting bagi pemula untuk mempelajari dan memahami segala peluang dan risikonya.

Anda perlu mempelajari faktor apa saja yang menentukan pergerakan harga Bitcoin, variabel yang bisa mendukung penggunaan Bitcoin secara luas, serta apa saja perkembangan teknologi terkait Bitcoin yang akan berpengaruh pada nilainya.

Dengan begitu, sebagai pemula, Anda pun bisa mendapatkan harga terbaik dan memaksimalkan keuntungan karena mampu membaca kapan waktu terbaik untuk menjual atau membeli Bitcoin.

BERITA REKOMENDASI

2. Hindari investasi dengan utang

Dibalik keuntungan yang menggiurkan, setiap instrumen investasi pasti memiliki risiko kerugian, termasuk pada investasi kripto seperti Bitcoin. Oleh karena itu, ambilah dana investasi Anda dari ‘uang dingin’ dan hindari menggunakan dana utang atau pinjaman untuk berinvestasi.

Ini merupakan hal penting agar biaya hidup tidak terganggu dan Anda bisa mengurangi risiko kehilangan dana karena tidak bisa mengembalikan utang apabila investasi mengalami kerugian.

3. Lihat prospek jangka panjang

Aset kripto memiliki harga yang sangat fluktuatif, di mana harga dapat berubah secara signifikan dari waktu ke waktu. Hal ini pun tak jarang membuat investor tergoda untuk melakukan 'panic buying' atau 'panic selling', apalagi jika harganya sedang drop


Padahal jika dilihat dari prospek jangka panjang, nilai aset kripto seperti Bitcoin cenderung naik. Maka itu, penting untuk memahami dan berhati-hati  dalam membuat keputusan untuk membeli atau menjual aset kripto

Dianggap sebagai emas digital modern dengan kenaikan nilai mencapai 2300% sejak tahun 2016 hingga 2020, Bitcoin bisa menjadi opsi investasi jangka panjang.

4. Coba strategi dollar-cost-averaging

Untuk mendapat cuan maksimal, konsep buy low-sell high atau beli saat murah dan jual ketika harga naik tidak selalu menjadi cara paling ampuh, lho!

Cobalah untuk investasi dengan strategi dollar-cost-averaging, di mana Anda melakukan investasi Bitcoin dalam jumlah sedikit demi sedikit secara rutin.

Misalnya, Anda punya dana investasi satu juta rupiah setiap bulan. Nah, dari pada uang satu juta itu langsung Anda alokasikan sekaligus dan menunggu harga Bitcoin turun, sebaiknya dibagi jadi Rp200.000 setiap minggu.

Dengan metode ini, Anda bisa memanfaatkan pergerakan Bitcoin yang volatil. Misalnya, di satu bulan ada 2 minggu di mana harga Bitcoin sedang turun. Saat dihitung di akhir, bisa jadi Bitcoin yang Anda miliki lebih tinggi nilainya dibanding beli sekaligus.

5. Ingat Manajemen Risiko

Dalam berinvestasi, manajemen risiko menjadi hal penting sehingga Anda dapat mengelola dan meminimalkan risiko kerugian di kemudian hari.

Bagi pemula, tak jarang rasa egois untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya membuat Anda lupa untuk menyadari bahwa konsekuensi risiko selalu menyertai saat trading Bitcoin. Maka dari itu, ingatlah untuk bisa lebih bijak dalam berinvestasi sehingga dapat meminimalisir risiko kerugian.

Selain itu, Anda juga bisa melakukan diversifikasi produk investasi kripto, seperti memilih aset lain selain Bitcoin, misalnya Ethereum, Litecoin, atau aset kripto lainnya yang telah terdaftar di BAPPEBTI.

6. Mulai dengan mudah dan dana rendah

Saat memulai investasi Bitcoin, sebaiknya cari platform kripto dengan fitur yang dapat memudahkan dan memungkinkan Anda untuk investasi dengan modal yang rendah. Jadi, Anda bisa menekan risiko sembari berlatih memahami seluk-beluk trading Bitcoin.

Nah, salah satu platform kripto yang bisa digunakan adalah Luno yang memungkinkan Anda untuk investasi Bitcoin mulai dari Rp25.000 saja. Tak hanya itu, tersedia pula beragam pilihan pembayaran untuk mempermudah Anda dalam melakukan deposit maupun penarikan.

Terlebih, hal yang paling penting Luno Indonesia sudah mengantongi izin dari BAPPEBTI untuk beroperasi di Indonesia, sehingga terjamin legalitasnya.

Trading Bitcoin di Luno Indonesia juga dijamin aman karena memiliki otentikasi dua faktor untuk memberikan ekstra proteksi serta password yang juga disimpan dalam bentuk hash, sehingga tidak ada siapapun selain diri Anda yang memiliki akses ke password Anda.

Selain aman dan sudah terdaftar secara legal di BAPPEBTI, salah satu platform investasi kripto yang aman untuk pemula ini juga bisa diakses dengan mudah melalui aplikasi mobile maupun website serta memiliki fitur-fitur yang menarik.

Misalnya, fitur Dompet Luno yang bisa digunakan untuk menyimpan dan trading Bitcoin dengan rupiah atau berbagai aset kripto lainnya. Selain itu, juga ada fitur Repeat Buy yang membantu Anda lebih mudah untuk menjadwalkan pembelian Bitcoin secara berkala dengan jumlah sesuai preferensi Anda.

Selain Bitcoin, Luno juga memiliki jenis koin lainnya yang bisa dengan mudah menjadi pilihan diversifikasi portofolio Anda, yaitu Ethereum (ETH); Ripple (XRP); Bitcoin Cash (BCH); Litecoin (LTC); Uniswap (UNI); Chainlink (LINK), serta satu stablecoin bernama USD Coin (USDC).

Penulis: Nurfina Fitri Melina | Editor: Firda Fitri Yanda

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas