Aktivitas Mudik Mulai Normal, Lebih dari Rp 28 Triliun Uang Akan Mengalir Ke Daerah-daerah
Sarman Simanjorang mengatakan, perayaan dan masa libur Idul Fitri merupakan momentum untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah pada tahun ini telah melonggarkan syarat dan ketentuan mudik Idul Fitri 1443 Hijrah.
Survei Balitbang Kemenhub memperkirakan, jumlah pemudik akan mencapai sebanyak 85,5 juta orang dan sekitar 47 persen di antaranya akan menggunakan kendaraan jalur darat baik pribadi maupun umum.
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah, Sarman Simanjorang mengatakan, perayaan dan masa libur Idul Fitri merupakan momentum untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi.
Baca juga: Jasa Marga: Volume Lalu Lintas Lebaran 2022 Tertinggi Sepanjang Arus Mudik
Karena hal ini menjadi puncak perputaran uang terbesar di Indonesia dan merata, serta akan terjadi aliran uang yang sangat deras dari kota ke daerah tujuan mudik.
"Tingginya animo mudik ini akan menggerakkan perekonomian daerah dan meningkatkan produktivitas berbagai sektor usaha," ungkap Sarman, Sabtu (30/4/2022).
"Sektor industri transportasi seperti bus, travel, rental, kereta api, kapal laut, pesawat udara diperkirakan akan mengalami omzet yang signifikan," sambungnya.
Baca juga: Tinjau Mudik Gratis di Stasiun Pasar Senen, Erick Thohir: Pakai Mobil Lebih Mahal Karena Bensin Naik
Sarman melanjutkan, dalam perjalanan mudik baik dengan memakai kendaraan pribadi ataupun angkutan umum juga akan berdampak pada sektor usaha restoran, warung makan, oleh oleh khas daerah, hingga kebutuhan BBM.
Sedangkan sektor usaha di daerah tujuan mudik akan berdampak pada tujuan destinasi wisata, fashion/ baju muslim, UMKM setempat, kuliner, oleh oleh khas daerah/souvenir, hotel, café, rental dan lain lain.
Lanjut Sarman, perkirakan akan terjadi perputaran uang paling sedikit di kisaran Rp 28 triliun sampai dengan Rp 42 triliun selama libur Idul Fitri ini.
"Dengan asumsi jika jumlah yang mudik sekitar 85 juta orang dan rata rata per keluarga 3 orang maka jumlah yang mudik lebih kurang 28 juta keluarga," papar Sarman.
"Jika rata-rata per keluarga membawa minimal Rp 1 juta saja maka uang yang mengalir ke daerah paling sedikit Rp 28 triliun, jika membawa rata-rata Rp 1,5 juta per keluarga maka potensi perputaran dikisaran Rp 42 triliun," lanjutnya.
Hitungan yang dilakukan Sarman merupakan angka yang moderat dan minimal, mengingat sebahagian besar keuangan masyarakat kita masih belum pulih dan belum semua mendapatkan THR.
Baca juga: Tak Mudik Lebaran, Vicky Shu Pilih Berlebaran di Jakarta
Uang yang mengalir ke daerah mudik tersebut sekitar 25 persen dari uang tunai yang disiapkan Bank Indonesia untuk kebutuhan selama Idul Fitri 2022 sebesar Rp 175,2 triliun yang meningkat 13,42 persen dari periode yang sama tahun 2021.
Uang tersebut sekitar 58 persen mengalir paling banyak di Pulau Jawa antara lain ke Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Yogyakarta, Jabodetabek dan Banten.
Kemudian ke Wilayah Sumatera, Sulawesi, Kalimantan dan Bali, NTB, Maluku/Papua.
"Perputaran uang yang sangat besar ini akan menggenjot tumbuhnya konsumsi rumah tangga yang sangat tajam dan akan memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional di kuartal II 2022 yang ditargetkan sebesar 7 persen," papar Sarman.
"Jika hal ini tercapai tentu akan dapat memberikan kontribusi terhadap target pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2022 sebesar 5 sampai 5,5 persen," pungkasnya.