Pembiayaan Ultra Mikro Selamatkan Petani dari Jeratan Rentenir
Sepanjang 2020 hingga 2021 merupakan masa tersulit yang dihadapinya sebagai seorang pedagang sekaligus petani asal Kabupaten Karawang
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Pembiayaan ultra mikro (UMi) dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk atau BRI menjadi titik terang bagi Leni Marlia (32) untuk melanjutkan hidup yang lebih baik. Pasalnya, dari sanalah dia bisa keluar dari jeratan rentenir.
Dia bercerita, sepanjang 2020 hingga 2021 merupakan masa tersulit yang dihadapinya sebagai seorang pedagang sekaligus petani asal Kabupaten Karawang, Jawa Barat tersebut.
Pada saat itu, Leni mendapat cobaan suaminya meninggal dunia. Usahanya berjualan pakaian pun dan panennya juga meredup di tengah kondisi pandemi.
Baca juga: Gagal Penen Diserang Tikus, Kementan Imbau Petani Tabanan Ikut AUTP
Selama ini, ungkapnya, untuk modal berjualan pakaian dan bertani sering kali memanfaatkan kredit dari rentenir. Maka, ketika ekonominya jatuh, pelunasan utang Leni kepada rentenir tersendat.
Leni yang tinggal di Kampung Bayur, Desa Lemahduhur, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Karawang, itupun merasa tercekik dengan bunga pinjaman yang semakin membengkak.
“Sudah bertahun-tahun kalau pinjam uang buat modal usaha tani, saya pinjam ke rentenir. Jumlahnya Rp 1 juta jadi Rp 1,3 juta. Ketika lagi sulit bunganya membengkak,” ujar Leni dalam keterangan tertulis, Minggu (8/5/2022).
Baca juga: Klaster KUR Bantu Petani Kembangkan Budidaya Pertanian
Namun, secercah harapan datang setelah dia bercerita kepada salah satu sahabatnya. Dia mendapat saran untuk mengajukan kredit permodalan ke BRI.
Akses permodalan didapatkannya melalui kredit UMi dari BRI melalui AgenBRILink Pak Acim. Ternyata, kata Leni, prosesnya mudah dengan bunga pinjaman yang jauh lebih murah. Leni juga mengaku senang katena pelayanan BRI selalu ramah.
“Setiap ada masalah ketika cerita ke BRI selalu ada solusinya. Pengajuan juga hanya beberapa menit, mudah sekali. BRI orangnya ramah-ramah,” katanya.
Adapun kali pertama dia mengajukan kredit, BRI memberi kucuran dana Rp 3 juta. Sementara untuk yang kedua, kembali mengajukan permodalan UMi sebesar Rp 6 juta.
Baca juga: KSP Moeldoko Ingin Petani Sawit Menjadi Pelaku Utama Rantai Pasok CPO
“Itu dananya saya pakai modal bertani dan selebihnya untuk jualan,” tutur dia.
Dengan akses permodalan itu pun, sedikit-demi sedikit ekonomi Leni mulai terangkat. Selain bertani dan berdagang pakaian, Leni juga mengajar sekolah PAUD.
Dia berterima kasih kepada BRI dan berharap bisa selalu mempertahankan layanan prima bagi semua nasabah dari segala golongan ekonomi.
Terlebih bagi golongan ekonomi bawah yang rentan terhadap jerat rentenir, Leni berharap BRI bisa menjadi solusi terdepan.
“Saya sangat puas atas pelayanan bagus dari BRI. Saya berharap BRI dapat terus memberikan layanan terbaik untuk semua kalangan. Rakyat kecil mohon dibantu lepas dari rentenir,” pungkas Leni.
Seperti diketahui, BRI memang berupaya terus memperluas jangkauannya dalam mengucurkan kredit segmen mikro. Hal ini tercermin dari jumlah nasabah pinjaman segmen mikro BRI yang melonjak 13,5 persen secara tahunan dari 11,7 juta pada 2020 menjadi 13,3 juta pada 2021.
Strategi BRI dalam menjaring segmen mikro semakin kuat berkat peran perseroan sebagai pemimpin Holding UMi. PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dan PT Pegadaian kini pun terkonsolidasi bersama BRI mengembangkan potensi di segmen ultra mikro dan mikro.
Jumlah nasabah kredit mikro di BRI Group pada tahun lalu telah menyentuh 31,1 juta. Lebih rinci, BRI mendapat tambahan 6,6 juta nasabah dari Pegadaian dan 11,2 juta nasabah dari PNM.