Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

IHSG Anjlok Usai Libur Lebaran, Ini Sejumlah Penyebabnya

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada awal perdagangan setelah libur Lebaran, Senin (9/5/2022) dibuka berada di zona merah.

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in IHSG Anjlok Usai Libur Lebaran, Ini Sejumlah Penyebabnya
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Pengunjung melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12/2020). IHSG Anjlok Usai Libur Lebaran, Ini Sejumlah Penyebabnya 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) setelah libur Idulfitri 2022, Senin (9/5/2022) ditutup anjlok 4,42 persen atau 319 poin ke posisi 6.909,75. 

Pada awal perdagangan hari ini, IHSG sudah merosot lebih dari 2 persen hingga diangka terendah 6.911,84, di mana indeks pada penutupan sebelumnya 28 April 2022 di posisi 7.228,91. 

CEO & Founder PT Astronacci International Gema Merdeka Goeyardi sudah memprediksi IHSG akan terjadi crash seiring kondisi makro ekonomi yang terjadi di dunia.

Baca juga: IHSG Rontok 4,42 Persen, Investor Asing Ramai-ramai Jual Saham Hingga Rp 2,59 Triliun

Kondisi-kondisi yang mempengaruhi antara lain, nilai inflasi Amerika Serikat, pelemahan nilai tukar rupiah, perang Rusia dengan Ukraina yang terjadi sejak 24 Februari 2022, harga minyak dunia yang naik, serta kondisi makro ekonomi yang nyaris mirip seperti 2013.

Menurutnya, kondisi makro ekonomi yang terjadi di dunia saat ini, tentu saja berdampak pada pergerakan IHSG di Indonesia.

"Negara kita tidak hidup sendiri. Negara kita bergerak bersama-sama dengan negara lain, dan pastinya akan berdampak ke Indonesia," kata Gema, Senin (9/5/2022).

Berita Rekomendasi

Gema menjelaskan, IHSG telah memasuki zona resistance dari wave 5, yang diikuti dengan adanya momentum multiple bearish divergence, di mana idealnya penguatan telah terbatas dan bersiap untuk terjadi pelemahan yang signifikan menuju area support.

Karyawan melintas dengan latar layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta Selatan, Senin (3/1/2022). Pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia pada 2022 dilakukan oleh Presiden Joko Widodo. IHSG ditutup naik 1,27 persen atau 83,83 poin menjadi 6.665,31 pada sesi II. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Karyawan melintas dengan latar layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta Selatan, Senin (3/1/2022). Pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia pada 2022 dilakukan oleh Presiden Joko Widodo. IHSG ditutup naik 1,27 persen atau 83,83 poin menjadi 6.665,31 pada sesi II. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

"Analisa ini juga digunakan oleh institusi lokal maupun asing yang disediakan langsung oleh Astronacci International dan bisa didapatkan di Bloomberg," ujarnya. 

Setelah mini crash selesai, kata Gema, idealnya IHSG akan kembali melanjutkan rally bullish berikutnya dengan target resistance terdekat pada area 7,800 setelah terjadi reversal pada area support.

"Ini bukan salah pemerintah. Ini adalah global disaster post covid yang menyebabkan inflasi yang harus dihadapi bersama. Harga pasti akan naik karna mengikuti global market," ucap Gema. 

Melihatnya penurunan yang siginifikan pada market Indonesia, Astronacci International memberikan beberapa rekomendasi saham yang memiliki outlook bagus ke depannya di tahun ini seperti, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonedia Tbk (BBRI), PT Astra Internasional Tbk (ASII), dan PT Harum Energy Tbk (HRUM).

Laju IHSG Merosot 2,62 Persen

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada awal perdagangan setelah libur Lebaran, Senin (9/5/2022) dibuka berada di zona merah.

Mengutip data RTI, IHSG dibuka pada pukul 09.00 WIB merosot ke level 7.154,91 dan 19 menit perdagangan dimulai merosot hingga 2,62 persen atau 189 poin ke posisi 7.039,39.

Baca juga: The Fed Naikkan Suku Bunga Rontokkan Bursa Global, IHSG Bakal Terimbas?

Sejak perdagangan dibuka hingga 09.19 WIB, Indeks bergerak pada rentang 7.013 hingga 7.156. 

CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan, sebelumnya pergerakan IHSG menunjukkan masih betah berada dalam rentang konsolidasi wajar dengan potensi penguatan terbatas

Namun, sentimen dari pergerakan market global dan regional masih akan turut membayangi pergerakan IHSG hingga beberapa waktu mendatang. 

"Sehingga jika terjadi koreksi wajar para investor masih dapat memanfaatkan momentum untuk melakukan akumulasi pembelian dengan target jangka pendek," kata William.

10 Saham LQ45 Turun Lebih Dari 6 Persen

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok pada perdagangan perdana setelah libur panjang. Senin (9/5), IHSG terjun 4,42% atau 319,16 poin ke 6.909,75 hingga akhir perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

IHSG terseret oleh pelemahan sembilan indeks sektoral. Hanya dua sektor yang menguat hingga tutup pasar. Sektor transportasi dan logistik melesat 1,80%. Sektor energi naik 0,23%.

Sedangkan sektor teknologi anjlok paling dalam, yakni 4,98%. Sektor keuangan merosot 4,44%. Sektor infrastruktur terjun 3,37%. Sektor barang baku tergerus 2,82%. Sektor kesehatan melorot 2,81%. Sektor barang konsumsi nonprmer melemah 2,51%. Sektor perindustrian turun 2,46%. Sektor barang konsumsi primer melemah 1,92%.

Total volume transaksi bursa mencapai 23,76 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 24,35 triliun. Sebanyak 423 saham turun harga. Ada 163 saham yang menguat dan 114 saham flat.

Baca juga: Awal Perdagangan Setelah Libur Lebaran IHSG Jatuh 2,83 Persen, Asing Jual Bersih Rp 313 Miliar

Hanya dua saham LQ45 yang menguat hari ini:

  • PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) 3,08%
  • PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) 0,53%
     

Ada 10 saham LQ45 yang turun lebih dari 6% pada hari ini. Top losers LQ45 terdiri dari:

  • PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) -6,98%
  • PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) -6,98%
  • PT Astra International Tbk (ASII) -6,93%

Saham-saham LQ45 yang juga turun lebih dari 6% adalah BUKA -6,81%, BBTN -6,78%, TLKM -6,71%, EMTK -6,69%, MDKA -6,60%, BBCA -6,46%.

Investor asing mencatat net sell Rp 2,59 triliun di seluruh pasar. Net sell asing di pasar reguler mencapai Rp 2,60 triliun. Sedangkan di pasar nonreguler, asing mencatat net buy atau beli bersih Rp 8,95 miliar.

Saham-saham dengan penjualan bersih terbesar asing adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp 1,3 triliun, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Rp 690,7 miliar, dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) Rp 284,8 miliar.

Saham-saham dengan pembelian bersih terbesar asing adalah PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) Rp 160,6 miliar, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) Rp 132,5 miliar, dan PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA) Rp 57,2 miliar.

Baca juga: Laju IHSG Merosot 2,62 Persen di Hari Pertama Masuk Kerja

IHSG Terjun dari Level 7.000

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tumbang pada perdagangan perdana setelah libur panjang sebagai respons kebijakan Federal Reserve yang menaikkan suku bunga acuan 50 bps pekan lalu. Pada perdagangan Senin (9/5), IHSG terjun 4,42% atau 319,16 poin ke 6.909,75.

Adapun total volume transaksi bursa mencapai 23,42 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 23,63 triliun. Sementara, investor asing mencatat net sell Rp 2,47 triliun di seluruh pasar.

 Vice President Infovesta Utama Wawan Hendrayana tekanan IHSG berasal dari efek kenaikan suku bunga The Fed dan antisipasi lonjakan kasus Covid-19 pasca mudik lebaran. Selain itu, dia menilai pasar masih menantikan respons Bank Indonesia (BI) terkait kebijakan The Fed.

Menurut Wawan, pelaku pasar ekspektasi bahwa BI akan menaikkan tingkat suku bunga antara 25 bps sampai 50 bps. Ditambah, Badan Pusat Statistik mencatatkan inflasi pada April 2022 mencapai 0,95% secara bulanan (mom) atau 3,47% secara tahunan (yoy).

"Dengan inflasi di atas 3% dan The Fed 1% ekspektasi BI akan menaikkan suku bunga menjadi sangat besar, pasar akan antisipasi hal ini dulu. Justru saat suku bunga naik nanti bisa mendorong investor masuk lagi setelah ada kepastian, saat ini masih menerka berapa kenaikannya," papar Wawan saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (9/5).

Adapun inflasi pada April 2022 yang sebesar 0,95% adalah inflasi tertinggi sejak Januari 2017. Kala itu, inflasi tercatat 0,97%. Sedangkan, secara tahunan, inflasi April ini yang sebesar 3,47% merupakan angka tertinggi sejak Agustus 2019, yang mana saat itu terjadi inflasi sebesar 3,49%.

Senada, Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova menjelaskan pelemahan yang terjadi pada IHSG lebih kepada respons pelaku pasar atas kenaikan suku bunga The Fed. Hal ini juga, juga sejalan dengan pelemahan pasar saham di kawasan Asia.

"Pergerakan IHSG, hari ini memang reaksi pasar terhadap keputusan The Fed dan pasar saham Asia pun serempak melemah," kata Ivan kepada Kontan.co.id, Senin (9/5).

Meski begitu, Ivan menilai dalam waktu dekat IHSG masih ada kemungkinan terjadi technical rebound setelah koreksi yang agresif ini dan kembali ke atas level 7.000. Namun, untuk jangka menengah pelaku pasar masih akan melihat seberapa efektif dampak atas kebijakan The Fed untuk mengendalikan inflasi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas