Harga Komoditas Melonjak, Laba Bersih PSSI Naik 289 Persen di Kuartal I 2022
PT Pelita Samudera Shipping Tbk (PSSI) mencatatkan kenaikan laba bersih 289 persen, menjadi 9,9 juta dolar Amerika Serikat (AS) di kuartal I 2022
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perusahaan jasa angkutan laut, PT Pelita Samudera Shipping Tbk (PSSI) mencatatkan kenaikan laba bersih 289 persen, menjadi 9,9 juta dolar Amerika Serikat (AS) di kuartal I 2022 dibanding periode sama tahun lalu.
Direktur Utama PSSI Iriawan Ibarat mengatakan, perusahaan meraih pendapatan usaha sebanyak 26,8 juta dolar AS.
Jumlah tersebut naik 31 persen dibanding kuartal I 2021, disebabkan meningkatnya pendapatan dari sewa berjangka segmen kapal tunda, kapal tongkang, dan kapal curah besar.
Baca juga: Analis Prediksi Penjualan LPKR Tumbuh Positif Imbas Peningkatan Bisnis Properti
"Imbas lonjakan harga komoditas internasional di kuartal I 2022 turut berkontribusi terhadap melambungnya pendapatan usaha, di antaranya karena adanya permintaan layanan angkutan komoditas yang tinggi," ujarnya saat public expose di kawasan Sudirman, Jakarta, Kamis (12/5/2022).
Meski adanya peraturan pemerintah Indonesia melarang ekspor batu bara pada Januari 2022, yang berimbas menurunnya volume pengangkutan secara drastis, perusahaan berhasil menghasilkan pendapatan usaha dan pemasukan lain.
“Pertumbuhan laba dan marjin laba kotor meningkat, sebagian besar karena kinerja baik pada semua aset dengan biaya yang dapat dikelola. Kontribusi signifikan juga berasal dari pendapatan sewa berjangka, sekira 64 persen ke pendapatan," kata Iriawan.
Dia menambahkan, perusahaan mendapat tambahan keuntungan 3,4 juta dolar AS di kuartal I 2022, hasil divestasi empat unit aset, yakni 1 unit kapal curah besar, 2 unit tongkang, dan 1 unit kapal tunda.
Baca juga: Rebranding Online-to-Offline, Bisnis Emiten Otomotif Caroline Tahun Ini Diyakini Tumbuh Positif
"Perusahaan membukukan laba kotor 9,6 juta dolar AS dengan marjin laba kotor 36 persen. Sementara EBITDA tercatat 11,9 juta dolar AS, meningkat 78 persen, yang mewakili peningkatan marjin EBITDA sebesar 44 persen dibanding 33 persen tahun lalu," pungkasnya.