Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Siemens Hentikan Kegiatan Bisnis di Rusia

Siemens Kamis (12/5/2022) kemarin mengumumkan mulai menghentikan operasi bisnis dan kegiatan yang terkait dengan Rusia

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Siemens Hentikan Kegiatan Bisnis di Rusia
Siemens
Kantor Siemens di Rusia 

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Raksasa manufaktur Jerman Siemens dan perusahaan energi Finlandia Fortum akan menghentikan semua aktivitas bisnisnya di Rusia sebagai protes atas invasi Rusia ke Ukraina.

Siemens Kamis (12/5/2022) kemarin mengumumkan mulai menghentikan operasi bisnis dan kegiatan yang terkait dengan Rusia, setelah sebelumnya menangguhkan bisnis baru dan pengiriman ke Rusia.

Keputusan ini dapat memukul Siemens dengan kerugian sebesar 600 juta euro selama kuartal kedua.

“Kami bergabung dengan komunitas internasional dalam mengutuk perang di Ukraina dan fokus untuk mendukung rakyat kami dan memberikan bantuan kemanusiaan,” kata Kepala Eksekutif Siemens, Roland Busch dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari Aljazeera.

Baca juga: Jerman Tak Siap Embargo Gas Rusia, Cina Ingatkan Ancaman Kelaparan Global

Busch menambahkan, Siemens yang memperkerjakan sekitar 3.000 pekerja di Rusia, dapat menghadapi biaya kerugian sebesar 600 juta euro atau senilai 628 juta dolar AS, dan biaya lainnya yang sebagian besar berasal dari bisnis mobilitas pembuatan kereta apinya, setelah perusahaan ini menjatuhkan sanksi kepada Rusia.

Baca juga: Ukraina Tutup Rute Transit Utamanya, Ekspor Gas Rusia ke Eropa Terguncang

Karena adanya sanksi ini, Busch juga mengungkapkan bisnis pemeliharaan kereta api berkecepatan tinggi Siemens di Rusia mengalami penurunan pendapatan sebesar 200 juta euro.

Laba bersih Siemens berkurang setengahnya menjadi 1,21 miliar euro atau 1,27 miliar dolar AS dalam tiga bulan pertama tahun ini.

Baca juga: Tak Takut Ancaman Amerika, India Tetap Borong Minyak Rusia

BERITA REKOMENDASI

Sementara itu, Fortum pada Kamis kemarin mengatakan pihaknya telah memutuskan untuk keluar dari Rusia dan sedang mencari pembeli untuk asetnya di negara itu.

“Sebagai jalan yang lebih disukai, keputusan ini mencakup potensi divestasi operasi Fortum di Rusia,” kata perusahaan Finlandia itu.

Fortum, yang 51 persen sahamnya dimiliki oleh negara Finlandia membukukan kerugian operasional di kuartal pertama sebesar 438 juta euro atau senilai 460 juta dolar AS, turun dari laba sebesar 1,2 miliar euro pada tahun sebelumnya.

Menurut data yang dikumpulkan oleh Yale School of Management menunjukan hampir 1.000 perusahaan, termasuk Apple, Disney, TikTok, McDonald’s dan Starbucks telah menghentikan atau membatasi operasi bisnisnya di Rusia, sejak negara tersebut menyerang Ukraina pada 24 Februari lalu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas