Konsumsi Masyarakat Terakselerasi, Pengusaha Siapkan Produksi Demi Antisipasi Inflasi Tinggi
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyambut baik kinerja pertumbuhan konsumsi masyarakat di periode libur Idul Fitri
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyambut baik kinerja pertumbuhan konsumsi masyarakat di periode libur Idul Fitri 1443 Hijriah/2022.
Wakil Kepala Badan Moneter Kadin Indonesia, Aviliani mengungkapkan, meningkatnya daya konsumsi masyarakat disebabkan adanya pelonggaran aturan terkait syarat dan ketentuan mudik lebaran oleh Pemerintah pusat.
Baca juga: Boleh Lepas Masker di Luar Ruangan Menteri Kesehatan: Perilaku Hidup Sehat Adalah Kesadaran
Meningkatnya konsumsi masyarakat ini tercermin dari laporan Bank Indonesia yang menyebutkan, realisasi penarikan uang tunai sebesar Rp 180,2 triliun di sepanjang momentum Ramadhan dan libur Idul Fitri 2022.
Angka tersebut meningkat 16,6 persen dibandingkan realisasi tahun 2021 (year on year/yoy) yang hanya sebesar Rp 154,5 triliun.
Baca juga: Kepuasan Publik Turun, Pemerintah Klaim Sudah Bekerja Tumbuhkan Tingkat Konsumsi Masyarakat
“Kita mengapresiasi keberanian Pemerintah untuk memutuskan orang boleh pulang kampung. Bagi kami (pengusaha) itu hal yang positif,” ucap Aviliani dalam diskusi secara daring yang bertema ‘Uang Beredar, Ekonomi Berputar’, Selasa (17/5/2022).
“Dengan tidak adanya PPKM dan kemudian ada pelonggaran mobilitas, ini akan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Dan ternyata terbukti, pertumbuhan luar biasa dan perputaran uang beredar cukup besar,” sambungnya.
Aviliani melanjutkan, kinerja konsumsi ini diprediksi bakal terus terakselerasi hingga kedepannya.
Melihat hal tersebut, para pengusaha bakal mempersiapkan produksinya agar keseimbangan supply dan demand dapat terjaga.
Jika rantai supply-demand terjaga, maka lonjakan inflasi dapat diantisipasi dengan baik.
“Kita (pengusaha) sudah mulai mempersiapkan diri dengan pertumbuhan yang mulai baik, termasuk dari sisi industri pengolahan yang mulai mengalami peningkatan,” papar Aviliani.
“Artinya pengusaha juga mulai bersiap terhadap produksi. Sehingga ini setidaknya tidak menyebabkan inflasi yang begitu besar, karena demand yang tumbuh akan diikuti oleh pengusaha dari sisi supply,” pungkasnya.