CPIN Alokasikan 50 Persen Dana Belanja Modal untuk Dorong Kapasitas Pengolahan Produk Unggas
2022, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) akan mengalokasikan belanja modal atau capex sekitar Rp 2,5 triliun.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sepanjang 2022, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) akan mengalokasikan belanja modal atau capex sekitar Rp 2,5 triliun.
Untuk Capex ini, perseroan berusaha menggunakan dana internal mengingat tahun 2021 emiten unggas ini mendapatkan keuntungan Rp 3,6 triliun dan ada depresiasi dan amortisasi sehingga dana Ebitda di atas sekitar Rp 4,5 triliun sampai Rp 5 triliun.
Presiden Direktur Charoen Pokphand Indonesia Tjiu Thomas Effendy mengatakan, sebagian besar capex digunakan meningkatan kapasitas segmen bisnis pengolahan produk unggas.
Baca juga: 24 Tahun Tidak Ada Aktivitas Produksi, Izin Perusahaan Ini Didesak DPR untuk Dicabut
"Nilai belanja modal yang dialokasikan mencapai Rp 1,25 triliun atau 50 persen dari total anggaran yang disiapkan," kata dia dalam paparan publiknya, Senin (23/5/2022).
Dikatakan pengalokasikan 50 persen untuk food dikarenakan kapasitas feedmill maupun peternakan perunggasan masih aman sehingga yang dikejar kapasitas pemotongan ayam dan pemrosesan produk olahan siap saji.
Sementara 50 persen dana Capex rencananya sebanyak 30 persen segmen bisnis pakan ternak untuk feedmill dan 20 persen untuk peternakan unggas.
"Sebagian besar belanja modal untuk segmen pakan dan peternakan bersifat perawatan (maintenance) untuk menjaga kondisi alat produksi tetap prima," katanya.
Ditambahkan Thomas, perseroan juga akan menambah rumah potong hewan unggas (RPHU) guna menggenjot produksi dari sisi hilir.
Baca juga: Keluhkan Harga Jagung dan Telur, Peternak Layer Sambangi Kantor Pusat PT Charoen Pokphand Indonesia
"Ada 11 unit RPHU yang tengah dibangun sejak tahun 2021 dan diharapkan rampung pada Juli 2022 ini," katanya.
Mengenai kinerja keuangan, Thomas mengatakan, CPIN membukukan laba bersih Rp 3,62 triliun pada 2021 atau turun 5,73 persen dibandingkan pencapaian tahun sebelumnya.
Laba bersih perseroan mengalami penurunan di tengah kenaikan beban pokok yang lebih tinggi dari pertumbuhan pendapatan.
"Namun, meski laba bersih turun, RUPST memutuskan tetap memberi dividen tunai kepada pemegang saham sebesar Rp 108 per saham atau setara 48,91 persen dari laba bersih tahun buku 2021 dan total seluruhnya berjumlah Rp 1,77 triliun," ungkap Thomas.