Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Starbucks Akhirnya Benar-benar Cabut dari Rusia Setelah 15 Tahun Berbisnis di Sana

Starbucks Corporation benar-benar akan menghentikan operasi bisnisnya di Rusia setelah 15 tahun beroperasi di sana.

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Starbucks Akhirnya Benar-benar Cabut dari Rusia Setelah 15 Tahun Berbisnis di Sana
comunicaffe
Gerai Starbucks di Rusia. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Starbucks Corporation benar-benar akan menghentikan operasi bisnisnya di Rusia setelah 15 tahun beroperasi di sana.

Keputusan ini menandai berakhirnya kehadiran beberapa merek top Barat di Rusia sejak Rusia menginvasi Ukraina Februari 2022 lalu.

Melansir dari Reuters, Starbucks yang berbasis di Seattle, Amerika Serikat memiliki 130 toko di Rusia dengan hampir 2.000 karyawan, yang dioperasikan oleh pemegang lisensi Alshaya Group.

Gerai kopi telah menutup tokonya dan menangguhkan semua aktivitas bisnisnya di Rusia sejak Maret lalu. Perusahaan ini juga menghentikan pengiriman produknya ke Rusia, menyusul invasi yang dilakukan negara itu ke Ukraina.

Starbucks yang membuka gerai pertamanya di Rusia pada tahun 2007 lalu, mengatakan akan terus memberikan dukungan kepada karyawannya di Rusia, termasuk membayar upah mereka selama enam bulan.

Baca juga: McDonalds, Starbucks, Coca-Cola dan Pepsi Hentikan Operasional di Rusia, Bagaimana Gaji Karyawan?

Perusahaan ini tidak memberikan rincian mengenai dampak keuangan yang ditimbulkan akibat keputusannya untuk menghentikan operasi bisnisnya di Rusia.

Kini, Starbucks menjadi perusahaan asing terbaru yang menghentikan bisnisnya di Rusia. \

Berita Rekomendasi

Pada minggu lalu, McDonald’s mengatakan telah menjual restorannya di Rusia kepada pemegang lisensi lokal Alexander Govor untuk diganti namanya dengan nama baru, namun akan tetap mempertahankan merek dagangnya.

Baca juga: Penjualan Starbucks Merosot karena Covid-19 Kembali Mengamuk di China

Sedangkan produsen mobil asal Prancis, Renault memutuskan untuk menjual saham mayoritasnya di produsen mobil Rusia Avtovaz, ke Pusat Penelitian dan Pengembangan Otomotif dan Mesin Rusia, yang disebut Nami.

Sejumlah perusahaan Barat lainnya, termasuk Imperial Brands dan Shell juga memutuskan hubungan dengan pasar Rusia, dan setuju untuk menjual aset mereka di negara tersebut.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas