Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pemerintah Siap Rogoh Kocek Rp 520 Triliun Agar Harga Pertalite, Listrik dan Elpiji Tak Naik

Pemerintah menegaskan tidak akan menaikkan harga Pertalite, elpiji, dan listrik, meski harga energi dunia sedang melonjak.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Pemerintah Siap Rogoh Kocek Rp 520 Triliun Agar Harga Pertalite, Listrik dan Elpiji Tak Naik
Istimewa
Ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pemerintah menegaskan tidak akan menaikkan harga Pertalite, elpiji, dan listrik, meski harga energi dunia sedang melonjak.

Sebagai akibatnya, Kementerian Keuangan harus merogoh koceknya sebesar Rp 520 triliun untuk memberikan subsidi.

Pemerintah menombok uang sebesar itu karena anggaran subsidi Rp 152,5 triliun sepanjang 2022.

"Oleh karena itu, untuk tahun ini kami meminta persetujuan kepada DPR untuk menambah anggaran subsidi dan kompensasi yang nilainya diperkirakan untuk subsidi dan kompensasi Rp 520 triliun," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dikutip dari tayangan Youtube Rapat Paripurna DPR RI, Rabu (1/6/2022).

Baca juga: Harga Baru BBM di SPBU Ini, Berikut Daftar Harga di Pertamina, Shell, Vivo dan BP

Wanita yang karib disapa Ani ini menuturkan, tingginya harga komoditas global dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal, seperti ketegangan antara Rusia-Ukraina yang memicu sanksi Barat, pulihnya permintaan domestik, dan faktor musiman Hari Raya Idul Fitri.

Dinamika tersebut mengerek inflasi pada level yang tinggi di beberapa negara, kemudian dampaknya merembet hingga ke Indonesia.

Di AS dan Eropa, laju inflasi sudah mencetak rekor tertinggi dalam 4 dekade terakhir. Inflasi di AS sudah mencapai 8,4 % , Inggris 9 % , dan Eropa di atas 7 % .

Berita Rekomendasi

Inflasi di berbagai negara emerging juga meningkat sangat tinggi, di kisaran 7-8 % bahkan double digit.

Inflasi di Argentina dan Turki yang mengalami krisis bahkan mencapai 58 % dan 70 % pada April 2022.

"Dinamika ekonomi global saat ini diwarnai oleh tingginya tekanan inflasi akibat melonjaknya harga komoditas, terutama setelah terjadinya perang di Ukraina," ucap Ani.

Ani mengakui, peningkatan harga komoditas global dan tekanan inflasi domestik juga mulai terlihat.

Pada April 2022, inflasi Indonesia mencapai 3,5 % , relatif lebih tinggi dari inflasi sebelumnya.

Inflasi domestik berpotensi lebih tinggi apabila kenaikan harga komoditas global sepenuhnya di-pass-through kepada harga-harga domestik.

Baca juga: Subsidi BBM dan LPG, Wujud Nyata Kehadiran Negara Hingga Menyentuh Pelosok Negeri

Namun bila tidak diteruskan ke harga domestik, pemerintah perlu menyiapkan dana ekstra untuk menambal kenaikan harga.

Halaman
12
Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas