Savings Bond Ritel SBR011 Laris, Bibit: Instrumen Investasi yang Aman karena Dijamin Negara
Instrumen investasi Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR011 yang dirilis pemerintah dengan masa penawaran 25 Mei-16 Juni 2022 laris manis
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Instrumen investasi Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR011 yang dirilis pemerintah dengan masa penawaran 25 Mei-16 Juni 2022 laris manis dibeli oleh masyarakat.
Dalam dua hari pertama sejak diterbitkan, yakni di tanggal 27 Mei 2022, penjualan SBR011 langsung menyentuh angka lebih dari Rp 1,5 triliun atau 30 persen dari target awal yang ditetapkan pemerintah yaitu Rp 5 triliun. SBR011 ditawarkan dengan kupon 5,50 persen per tahun dengan imbal hasil floating with floor serta jatuh tempo dua tahun.
Menurut PR & Corporate Communication Lead Bibit.id, William, SBR011 dapat menjadi alternatif investasi bagi masyarakat Indonesia yang ingin mengembangkan dana sekaligus mendapatkan passive income dengan imbal hasil yang disesuaikan dengan tingkat suku bunga.
Baca juga: Sesuai Arahan Kementerian BUMN, IPO ASDP Mundur dari Jadwal, Buka Opsi untuk Obligasi
Jika suku bunga acuan BI naik, imbal hasil SBR011 juga akan naik. Tapi tak perlu khawatir, jika suku bunga acuan BI turun, batas minimal imbal hasilnya 5,50 persen per tahun, tidak kurang dari itu.
Dengan naiknya suku bunga The Fed Amerika Serikat dan inflasi yang tinggi, Bank Indonesia sedang bersiap menaikkan suku bunga acuannya. Dapat dikatakan, SBR011 yang memiliki imbal hasil 5,50 persen per tahun floating with floor merupakan pilihan investasi yang tepat pada momen kenaikan suku bunga nanti.
“SBR011 merupakan pilihan tepat bagi investor yang ingin punya passive income dengan imbal hasil melebihi rata-rata bunga deposito bank BUMN dan imbal hasilnya pun sangat menguntungkan di era kenaikan suku bunga saat ini," ujar William.
Baca juga: BNI Syariah Raih Social Media Award 2020 Kategori Sharia Savings
Dia mengatakan, berinvestasi di SBR011 merupakan pilihan bijak bagi investor karena 100 persen dijamin oleh negara dan juga, pajak dari imbal hasilnya hanya 10 persen.
"Lebih rendah dari deposito yang 20 persen,” kata William dalam Talkshow di Radio Smart FM.
Menurut William, selain imbal hasilnya menguntungkan dengan mengikuti kenaikan suku bunga, nantinya investor SBR011 dengan jumlah investasi minimal Rp2 juta juga dapat melakukan pencairan lebih awal dari jatuh tempo (early redemption) sebesar 50 persen setelah satu tahun.
Di sisi lain, sebagai aplikasi investasi reksa dana dan Surat Berharga Negara (SBN) untuk pemula yang telah secara resmi ditunjuk oleh Kementerian Keuangan Republik Indonesia sebagai Mitra Distribusi penjualan SBN, Bibit siap melayani para investor SBN yang ingin berinvestasi melalui aplikasinya.
“Di Bibit, kami ingin agar setiap orang bisa berinvestasi dengan mudah, aman, dan nyaman di dalam instrumen-instrumen investasi yang terdiversifikasi, tak hanya reksa dana, namun SBN juga pastinya, tambah William.
Sebagai informasi, pembelian/pemesanan minimal untuk SBR011 adalah Rp 1 juta dan kelipatan Rp 1 juta dengan maksimum Rp 2 miliar.
Untuk bisa membeli SBR011 di aplikasi atau website Bibit, para pengguna cukup mengklik icon atau banner “Surat Berharga Negara (SBN)” di homepage aplikasi maupun website Bibit.
Bibit bermitra dengan Stockbit Sekuritas untuk mengelola pencatatan dan penyimpanan Rekening Dana Investor (RDN) SBN milik investor.
Nantinya, setelah investor melakukan pembayaran untuk transaksi SBN, investor akan menerima bukti transaksi berupa Bukti Penerimaan Negara (BPN). Di dalam BPN, terdapat Nomor Tanda Penerimaan Negara (NTPN) yang diterbitkan langsung oleh negara serta menjadi bukti kepemilikan SBN yang dibeli.