Melesat, Simpanan Nasabah Kelas Menengah ke Bawah, Melebihi Tabungan Nasabah Super Tajir
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyebutkan, pertumbuhan simpanan kaum menengah bawah meningkat tajam.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kesadaran kelas menengah bawah untuk menyimpan uangnya di bank semakin meningkat pada tahun ini.
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyebutkan, pertumbuhan simpanan kaum menengah bawah meningkat tajam.
Data LPS mengenai distribusi nominal simpanan nasabah bank per April 2022 menunjukkan pertumbuhan simpanan di bawah Rp 100 juta, atau nasabah ritel naik tertinggi dalam sebulan, tiga bulan, enam bulan dan year to date (ytd).
Tercatat dalam sebulan tumbuh 7,0 % , per tiga bulan naik 7,6 % , per enam bulan melesat 7,9 % dan secara ytd tumbuh 3,0 % .
Baca juga: Perbankan Dinilai Perlu Menyiapkan SDM Mumpuni Hadapi Era Digitalisasi
Kenaikan simpanan ritel ini bahkan melebihi simpanan nasabah menengah atas dan nasabah super tajir di perbankan.
Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa menilai jenis simpanan ini mengalami kenaikan cukup signifikan mencapai 7,0 % mom atau 7,7 % yoy.
Diperkirakan peningkatan ini didorong kenaikan pendapatan masyarakat berkat adanya Tunjangan Hari Raya (THR) di bulan April 2022.
"Selain itu, peningkatan simpanan di bawah Rp 100 juta ini juga merupakan dampak dari pemulihan ekonomi yang sudah menyentuh masyarakat bawah," kata Purbaya, Jumat (3/6/2022).
Pemulihan ekonomi ini juga dipercepat dengan adanya pelonggaran Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) oleh pemerintah yang mempertimbangkan penurunan kasus Covid-19 serta vaksinasi yang terus meningkat.
"Bantuan sosial (bansos) untuk masyarakat ekonomi lemah juga membantu sebagai penyangga (buffer) daya beli masyarakat golongan ini selama pandemi Covid-19," jelas dia.
Baca juga: KoinWorks Pasarkan Tabungan Emas dan Pembelian Obligasi
Seiring dengan pemulihan ekonomi di tahun 2022, ia memperkirakan simpanan nasabah menengah bawah akan melanjutkan tren yang positif.
Sejalan dengan perkembangan positif dari pemulihan ekonomi yang tak lepas dari sinergi Pemerintah, BI, OJK, dan LPS.
Oleh karena itu, LPS bersama anggota yang tergabung dalam Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) senantiasa akan terus mempererat koordinasi untuk mengantisipasi berbagai risiko terhadap stabilitas sistem keuangan.
"Kami juga akan terus mendorong upaya percepatan pemulihan ekonomi nasional," terang Purbaya. (Ferrika Sari/Anna Suci Perwitasari)