Masuk Fase Kedua, Pengelola Sebut Kawasan Industri Terpadu Batang Diminati Investor Raksasa
Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang atau Grand Batang City diyakini akan menarik investor asing lebih banyak ke dalam negeri
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang atau Grand Batang City diyakini akan menarik investor asing lebih banyak ke dalam negeri, di mana penjualan fase pertama telah habis perjual.
Direktur Utama PT PP (Persero) Novel Arsyad mengatakan, telah dilakukan seremoni implementasi rencana tahap dua industri baterai listrik terintegrasi di KIT Batang dan LG Energy Solution merupakan bagian dari LG Chem akan menempati lahan seluas 275 hektare.
"Dengan adanya pelaksanaan seremoni ini membuktikan bahwa KIT Batang sangat diminati para investor raksasa. Hal tersebut terbukti dari telah habisnya penjualan area lahan fase pertama dari KIT Batang seluas 450 hektare, sehingga saat ini pengembangan KIT Batang memasuki fase kedua dimana pengembangan kawasan mencakup seluas 1.000 hektare," kata Novel dalam keterangannya, Jumat (10/6/2022).
Baca juga: Susul Nestle, Tiga Perusahaan Siap Inves di Batang Industrial Park
Menurutnya, KIT Batang merupakan salah satu kawasan pilihan yang ditawarkan dapat menjadi sentra industri baru, dengan harapan dapat mendatangkan investor asing untuk berinvestasi di Indonesia.
"PT PP sebagai anggota konsorsium yang juga berperan sebagai kontraktor saat ini siap bersinergi dengan LG Energy Solution dalam pembangunan pabrik dengan kualitas terbaik,” ujar Novel.
Selain menjadi salah satu perusahaan pengelola KIT Batang, PT PP juga berperan sebagai kontraktor utama dalam pembangunan beberapa proyek di kawasan tersebut.
Adapun beberapa proyek yang telah dan tengah dikerjakan perseroan di KIT Batang, di antaranya, pematangan lahan, pembangunan rumah susun yang dimiliki Kementerian PUPR, pembangunan Jalan KIT Batang Paket 1.4.
Kemudian, pembangunan pipa transmisi gas bumi Cirebon - Semarang Tahap I Ruas Semarang-Batang yang dimiliki oleh Kementerian ESDM, dan pembangunan pabrik kaca pertama di Indonesia yang dimiliki KCC Glass Corporation Ltd.
Baca juga: Harga Kendaraan Listrik Bisa Murah, Jokowi Resmikan Pabrik Baterai Konsorsium LG-BUMN di Batang
Menurutnya, pembangunan KIT Batang dibagi menjadi tiga kluster, yaitu Kluster I seluas 3.100 hektare, Kluster II 800 hektare, dan Kluster III 400 hektare.
"PT PP optimis kehadiran berbagai industri besar di KIT Batang akan membawa dampak baik bagi
masyarakat terutama penyediaan lapangan pekerjaan. Selain itu, kehadiran industri besar tersebut tentunya akan turut meningkatkan pendapatan negara sehingga berdampak terhadap perekonomian nasional," paparnya.