Pengamat: Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 5,1 Persen Tahun Ini Masih Masuk Akal
Laporan Bank Dunia belum lama ini menyatakan, ekonomi Indonesia akan tumbuh 5,1 persen di 2022.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Ekonomi Unika Atma Jaya Rosdiana Sijabat meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia akan melebihi angka 5,1 persen di 2022.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya memprediksi ekonomi Indonesia akan meningkat dari 3,7 persen ke 5,1 persen di 2022 ini.
“Menurut saya optimisme Presiden Jokowi ekonomi Indonesia akan bertumbuh 5,1 persen itu sangat visible. Indikator-indikator ekonomi yang ada itu menunjukan kita ini pada masa pemulihan yang relatif baik jika dibandingkan dengan negara-negara lain," ujarnya, Senin (13/6/2022).
"Masuk di bulan Juni itu, beberapa indikator membaik dan memberikan harapan yang baik bagi kepercayaan, konsumen mulai bangkit, kemudian sektor produksi mulai menggeliat,” kata dia.
Menurut Rosdiana, penjualan ritel naik jika dilihat dari indeks penjualan, kemudian ada salah satu indikator bahwa masyarakat saat ini sudah mulai optimis untuk kembali melakukan aktivitas ekonomi.
Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Membaik Dibandingkan Awal Pandemi
“Kalau dari indeks keyakinan konsumen kita itu sudah di atas 100, artinya kalau sudah di atas 100 itu optimisme itu sudah ada dan itu penting. Harapnya ini menjadi momen dan mendorong ekspansi sektor usaha," ungkapnya.
"Kalau lihat indikator bagaimana sektor produksi itu kita sudah diatas 50 persen. Artinya sudah ada ekspansi dari sisi produksi, jadi keterkaitan sangat tajam dengan pemulihan kepercayaan konsumen untuk melakukan kembali mobilitas aktivitas ekonomi,” ujarnya.
Baca juga: Hadapi Kondisi Stagflasi, Pemerintah Dorong Pertumbuhan Ekonomi dan Daya Beli
Rosdiana menjelaskan, di sektor lain bisa dilihat indikator produksi Indonesia terus berjalan dan kalau dikaitkan dengan meningkatnya permintaan atau konsumsi di sektor energi, maka optimisme masyarakat Indonesia bahwa di tahun 2022 ekonomi akan meningkat lebih dari 5,1 persen.
“Misalkan listrik untuk sektor industri, bisnis mulai menunjukan dunia usaha kita itu menggeliat. Sekarang realisasi ekspor impor kita ini tinggi, termasuk didalamnya impor bahan baku dan bahan-bahan modal."
"Artinya, kita ada pada tahap perbaikan indikator produksi, indikator konsumsi dan ini semua adalah harapan kita untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 5,1 persen atau bisa lebih,” ucapnya.
Baca juga: Bank Dunia Prediksi Perekonomian Global 2022 Suram Akibat Perang, Stagflasi, dan Krisis Pangan
Dia menjelaskan, dari sisi moneter atau pembiayaan mulai dari awal tahun sampai April cenderung membaik.
"Artinya, fungsi intermediasi perbankan kita sudah ada pada tren membaik, penyaluran kredit produktif mulai membaik mulai dari awal tahun sampai pada April itu trendnya perbaikan,” lanjutnya.
Dia menilai saat ini ada ekspansi pada penyaluran kredit yang ditunjukan pada pertumbuhan kredit, khususnya pada sektor ekonomi yang produktif dan ini menunjukan pemulihan pada dunia usaha dan akan diikuti oleh pemulihan rumah tangga.
“Mudah-mudah ini memberikan sinyal bahwa pertumbuhan ekonomi kita di tahun 2022 diangka 5,1 ini sebagai kepercayaan konsumen, dunia usaha rasa konfiden itu mulai membaik,” ujarnya.
Rosdiana menilai optimisme Presiden bahwa ekonomi Indonesia akan tumbuh di tahun 2022 mencapai 5,1 persen tidak terlalu optimis dan juga tidak terlalu pesimis secara psikologis.
Namun angka tersebut diharapkan lrmerintah setelah negara baru saja keluar dari pandemi Covid-19, serta menjadi tantangan untuk menjawab prediksi bank dunia bahwa Indonesia bisa mencapai atau melebihi prediksi tersebut.
“Secara psikologis angka pertumbuhan ekonomi kita di tahun 2022 ini seperti prediksi bank dunia mungkin kita di kisaran 4,5 atau 5,3 persen. Kalau kita melihat indikator yang bisa membantu kita memahami angka 5,1 persen itu mungkin."
"Tahun lalu kita sudah mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang relatif baik, ketimbang kita terpukul pandemi di 2020-2021 , tiga kuartal itu pertumbuhan kita sudah positif hampir 1 persen,” lanjutnya.
Dia menjelaskan, pada kuartal I ekonomi tumbuh 0,74 persen dari sebelumnya negatif.
"Di kuartal empat kita di 5,2 persen, secara akumulatif kita di 3,69 persen dan diawal kuartal 2021 ini kita 5,01 persen,” imbuhnya.
Dia mengatakan, pertumbuhan ekonomi itu akan terealisasi jika kondisi global tidak terlalu parah, seperti dampak dari perang Rusia-Ukraina dan kebijakan keuangan Amerika Serikat, maka optimisme Presiden Jokowi soal ekonomi Indonesia bisa terwujud, dan bahkan melebihi target tersebut.
“Jika kondisi global tidak ada yang terlalu radikal terjadi, misal konteks geopolitik internasional, kebijakan keuangan negara Amerika Serikat kemudian perang Ukraina dan Rusia tidak terlalu berdampak meluas, saya kira angka 5,1 itu untuk kita itu bisa atau mungkin lebih sedikit,” pungkasnya.
Laporan Bank Dunia belum lama ini menyatakan, ekonomi Indonesia akan tumbuh 5,1 persen di 2022. Tahun sebelumnya, ekonomi Indonesia hanya tumbuh 3,7 perse n akibat guncangan global yang menahan laju pertumbuhan 0,1 persen.