Analis Prediksi Rupiah Ditutup Melemah Imbas Kenaikan Suku Bunga The Fed
Analis Pasar Uang Ariston Tjendra memprediksi rupiah akan tertekan hingga sesi penutupan hari ini.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Analis Pasar Uang Ariston Tjendra memprediksi rupiah akan tertekan hingga sesi penutupan hari ini.
Menurutnya, keputusan The Fed menaikkan suku bunga menjadi penyebab utama pelemahan mata uang rupiah.
"Iya rupiah kelihatannya masih tertekan terhadap dollar AS hari ini. Mungkin masih melemah ke Rp 14.750," kata Ariston saat dihubungi Tribun, Kamis (16/6/2022).
Ia mengatakan The Fed masih membuka wacana akan menaikkan kembali suku bunga acuan sebesar 75 bp di Juli.
Baca juga: Harga Minyak di Pasar Internasional Kembali Rebound Setelah The Fed Menaikkan Suku Bunga
"Jadi the Fed masih akan tetap agresif mengetatkan kebijakan moneternya," urainya.
Diketahui, Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) menyetujui kenaikan suku bunga terbesarnya, pada Rabu (15/6/2022).
The Fed menargetkan menurunkan inflasi hingga ke level 2 persen, sehingga upaya–upaya agresif penting untuk dilakukan.
Kenaikan suku bunga The Fed yang mencapai 75 basis poin tersebut, yang tertinggi sejak hampir tiga dekade.
Baca juga: The Fed Naikkan Suku Bunga, Ini Dampaknya ke Asia Termasuk Indonesia, Bagaimana dengan Rupiah?
Kenaikan suku bunga ini merupakan kenaikan paling agresif sejak tahun 1994.
Federal Reserve menyetujui kenaikan suku bunga untuk membendung lonjakan inflasi yang diakui pejabat bank sentral AS dapat mengikis kepercayaan publik.