Harga Emas Bakal Terkerek Naik oleh Pelemahan Dolar dan Kondisi Geo-Politik Global
Harga emas dunia terpantau mengalami peningkatan pada Kamis waktu Amerika Serikat (17/6/2022)
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Harga emas dunia terpantau mengalami peningkatan pada Kamis waktu Amerika Serikat (17/6/2022) dan sempat mengalami kenaikan di titik tertinggi 1.857 dolar AS per Troy Ounce.
Pengamat pasar uang sekaligus Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuabi mengatakan, meningkatnya harga logam mulia ini efek dari Bank Sentral AS yang agresif menaikan suku bunga.
"Emas itu pada pagi tadi sempat menyentuh level tertinggi dalam beberapa Minggu terakhir di level 1.857 dolar AS per troy ounce. Ini penyebabnya pelemahan dollar AS, di mana Bank Sentral AS menaikan suku bunga," ucap Ibrahim kepada Tribunnews, Jumat (17/6/2022).
"Sebelum bank sentral menaikkan suku bunga, para spekulan (emas) bermain," sambungnya.
Sebagai informasi, naiknya harga emas dunia membuat harga logam mulia PT Aneka Tambang Tbk (Antam), juga mengalami peningkatan.
Tercatat harga komoditas tersebut naik Rp5.000 menjadi Rp999.000 per gram. Sebelumnya pada kemarin, harga logam mulia Antam senilai Rp994.000 per gram.
Ibrahim kembali melanjutkan, situasi ini bakal membuat potensi harga emas dunia mengalami tren peningkatan.
Baca juga: Harga Emas Antam Jumat, 17 Juni 2022 Nyaris Sentuh Rp 1 Juta, Naik Rp 5000
Bahkan, harga logam mulia Antam diprediksi bakal menembus angka Rp1 juta per gram.
"Emas Antam bakal tembus lagi ke 1 juta, dengan asumsi geo-politik kembali memanas," papar Ibrahim.
Pertama, masalah Russia dan Ukraina hingga saat ini belum ada juntrungannya.
Baca juga: Update Harga Emas Antam Kamis, 16 Juni 2022: Naik Rp10.000, Jadi Rp994.000 per Gram
Kemudian yang kedua, antara China dan Taiwan kemungkinan besar akan membawa ketegangan kembali terhadap ekonomi secara global dan akan mempengaruhi harga logam mulia.
Dan ketiga, masalah Covid-19 di China terutama di Shanghai yang kembali di-lockdown.
"Dilihat secara dini, bahwa ada kemungkinan besar harga emas dunia mengalami penguatan. Mengingat emas adalah aset Safe Haven," pungkas Ibrahim.