Pembatasan Ekspor di India, Stok Gula Indonesia Bisa Ikutan Langka
Tidak lama selang larangan ekspor gandum diterapkan India, korban berikutnya adalah pembatasan kuota ekspor gula sebesar 10 juta ton.
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus akan membahas soal gula, yang mungkin akan mengalami kisah sama dengan komoditas lain yakni mengalami kelangkaan.
Tidak lama selang larangan ekspor gandum diterapkan India, korban berikutnya adalah pembatasan kuota ekspor gula sebesar 10 juta ton.
"Ini sebagai langkah untuk mengamankan ketersediaan gula di negaranya, yang dimulai pada awal Juni lalu hingga akhir Oktober mendatang. Kebijakan tersebut merupakan pertama kalinya dalam enam tahun terakhir," ujar dia melalui risetnya, Jumat (17/6/2022).
Selanjutnya, pemerintah India turut memberlakukan aturan untuk lapor ketika pengiriman sudah mencapai 9 juta ton, maka eksportir harus mengajukan izin untuk mengirim sisa 1 juta ton.
Baca juga: Presiden Turki Berencana Mengadakan Pembicaraan dengan Putin dan Zelensky, Membahas Ekspor Gandum
Karena itu, ekspor gula sudah masuk dalam kategori restriksi berdasarkan pengumuman Direktorat Umum Perdagangan Luar Negeri India.
"Meski demikian, ekspor gula tetap akan diperbolehkan dengan izin tertentu. Laporan tersebut seiring dengan kondisi global yang tengah menghadapi krisis pangan dan memungkinkan kenaikan permintaan terhadap gula," kata Nico.
Dia mengungkapkan, India merupakan satu di antara produsen gula terbesar di dunia setelah Brazil, tapi juga mengkonsumsi mayoritas dari yang diproduksi.
Asosiasi Pabrik Gula India merevisi naik estimasi produksi gula pada periode Oktober hingga September 2022 ke level tertinggi sepanjang masa, di mana naik menjadi 36 juta ton dari sebelumnya 35 juta ton.
Baca juga: Bulog Salurkan 800 Ribu Ton Kedelai Untuk Perajin Tahu Tempe
"Dengan demikian, kebijakan tersebut menjadikan stok gula di negaranya melimpah. Pertanyaannya, apakah ada pengaruh larangan ekspor gula India terhadap Indonesia? Saat ini memang negara kita menjadi importir raw sugar," tutur Nico.
Secara jangka pendek, Indonesia tidak begitu terdampak dengan kebijakan India tersebut, karena persediaan gula konsumsi dalam negeri saat ini sudah tercukupi.
Demikian halnya dengan harga gula yang masih terkendali, karena hampir semua pabrik gula sudah melakukan penggilingan tahun ini.
Namun, apabila pembatasan tersebut berkepanjangan, maka Indonesia harus mempersiapkan diri menghadapi krisis gula.
Baca juga: Jokowi Sebut Adanya Negara yang Kehabisan Stok Minyak Goreng sebagai Bukti Nyata Krisis Pangan Dunia
Meskipun Indonesia mengimpor gula tidak hanya dari India, melainkan juga dari Brazil, Thailand dan Mesir, tapi mesti waspada terhadap risiko pangan yang terjadi di tengah tren proteksi komoditas unggulan.
Nico menambahkan, impor gula dan kembang gula menjadi komoditas nonmigas, yang nilai impornya mengalami kenaikan tertinggi selama Mei 2022.
"Kebutuhan gula saat ini baik untuk konsumsi maupun industri masih ditopang oleh pasokan impor. Rata-rata produksi gula berbasis tebu secara nasional masih berkisar 2,1 juta ton hingga 2,3 juta ton," pungkasnya.