Saham-saham di Bursa Wall Street Tumbang karena Naiknya Kekhawatiran Atas Resesi
Indeks saham Amerika Serikat (AS) ditutup turun tajam pada perdagangan Kamis (16/6/2022) kemarin, akibat meningkatnya kehawatiran atas resesi
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Indeks saham Amerika Serikat (AS) ditutup turun tajam pada perdagangan Kamis (16/6/2022) kemarin, akibat aksi jual dan meningkatnya kehawatiran atas resesi.
Penurunan indeks saham ini juga mereaksi keputusan bank sentral di seluruh dunia yang tengah memerangi kenaikan inflasi, setelah Federal Reserve AS (The Fed) menaikkan suku bunga terbesar sejak 1994.
Patokan S&P 500 mengalami penurunan keenam dalam tujuh sesi. S&P 500 telah reli pada Rabu (15/6/2022) lalu, karena The Fed menyatakan kenaikan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin, seperti yang telah diperkirakan, untuk membantu indeks acuan menghentikan penurunan harian terpanjang sejak awal Januari ini.
Namun kenaikan suku bunga oleh Bank Sentral Swiss dan Inggris pada Kamis kemarin, meningkatkan kekhawatiran mengenai terjadinya perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia atau resesi.
"Itulah yang dinilai orang hari ini, seberapa besar kemungkinan resesi potensial dan akankah keuntungan perusahaan masuk di mana perkiraan analis atau akankah itu diturunkan," kata ahli strategi investasi global di Ascent Private Capital Management of US Bank, Tom Hainlin.
Sementara Dow Jones Industrial Average turun 741,56 poin atau sekitar 2,42 persen, menjadi 29.927.07. S&P 500 kehilangan 123,22 poin atau 3,25 persen menjadi 3.666,77 dan Nasdaq Composite turun sebanyak 453,06 poin atau 4,08 persen, menjadi 10.646,10.
Baca juga: Bank Dunia Ingatkan Resesi Kali Ini Akan Sulit Dihindari oleh Banyak Negara
Masing-masing dari 11 sektor utama S&P lebih rendah, walaupun bahan pokok konsumen defensif mengungguli pasar yang lebih luas seperti WalMart, General Mills dan Procter & Gamble, termasuk di antara sedikit yang naik karena hanya 14 komponen S&P 500 yang berakhir lebih tinggi untuk sesi tersebut.
Baca juga: Bank Dunia Peringatkan Ancaman Resesi Ekonomi, Pakar: BI Harus Jaga Rp 15.000 Per Dolar AS
Saham berbasis pertumbuhan terguncang dengan indeks pertumbuhan S&P yang mengalami penurunan sebesar 3,75 persen, sementara Nasdaq Composite mengalami penurunan sebesar 4 persen atau lebih sejak awal Mei.
Baca juga: Inggris Terancam Tenggelam Dalam Resesi Global, CBI: Terlalu Fokus di Politik
The Fed berharap mereka dapat merekayasa pendaratan ekonomi yang lemah dan analis perusahaan jasa keuangan, Wells Fargo saat ini melihat peluang resesi yang lebih besar dari 50 persen.
Bank lain yang telah memperingatkan meningkatnya risiko resesi adalah Deutsche Bank Jerman dan Morgan Stanley.