Jumlah Uang Beredar di Masyarakat Per Mei 2022 encapai Rp 7.854,8 Triliun
Bank Indonesia menyatakan posisi uang beredar dalam arti luas (M2) pada Mei 2022 mencapai Rp 7.854,8 triliun.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Laporan terbaru Bank Indonesia menyebutkan, likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Mei 2022 tumbuh 12,1 persen dibandingkan periode sama di 2021.
Hal tersebut didorong oleh peningkatan komponen uang beredar sempit (M1) dan kuasi.
Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono mengatakan, posisi M2 pada Mei 2022 tercatat sebesar Rp7.854,8 triliun. Angka tersebut tumbuh 12,1 persen jika dibandingkan dari tahun ke tahun (year on year/yoy).
"Angka tersebut tetap kuat dibandingkan dengan pertumbuhan pada April 2022 yang tercatat sebesar 13,6 persen (yoy)," ujar Erwin, Selasa (28/6/2022).
Untuk diketahui, M1 adalah meliputi uang kartal yang dipegang masyarakat dan uang giral (giro berdenominasi rupiah).
Sementara M2 meliputi M1, uang kuasi (mencakup tabungan, simpanan berjangka dalam rupiah dan valas, serta giro dalam valuta asing), dan surat berharga yang diterbitkan oleh sistem moneter yang dimiliki sektor swasta domestik dengan sisa jangka waktu sampai dengan satu tahun.
Baca juga: Tumbuh 12,5 Persen, BI Sebut Jumlah Uang Beredar di Masyarakat Tercatat Rp 7.672,4 Triliun
Erwin kembali melanjutkan, perkembangan M2 pada Mei 2022 terutama dipengaruhi oleh perkembangan ekspansi keuangan pemerintah serta penyaluran kredit yang tidak setinggi bulan sebelumnya.
Kemudian, faktor lain yang mempengaruhi adalah ekspansi keuangan Pemerintah yang tercatat melambat, tercermin dari tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat yang tumbuh 3,8 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada April 2022 sebesar 22,3 persen (yoy).
Baca juga: Bank Indonesia: Uang Beredar Desember 2021 Tercatat Rp 7.867 Triliun
Kemudian, penyaluran kredit juga mempengaruhi jumlah uang beredar di masyarakat.
Pada Mei 2022, penyaluran kredit tumbuh 8,7 persen (yoy), relatif stabil dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 8,9 persen (yoy).
Di sisi lain, aktiva luar negeri bersih terkontraksi 2,9 persen (yoy), membaik dibandingkan dengan kontraksi 4,4 persen (yoy) pada bulan sebelumnya.