Waspadai Risiko Buruk Stagflasi, Harga Komoditas Andalan RI Bisa Jatuh
Dampak paling terasa jika terjadi stagflasi di perekonomian Amerika Serikat adalah jatuhnya harga-harga komoditas.
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Analis Aldiracita Sekuritas Indonesia Agus Pramono mengungkapkan dampak paling buruk jika stagflasi ekonomi Amerika Serikat (AS) bagi negara lain seperti Indonesia.
Dampak paling terasa jika terjadi stagflasi adalah jatuhnya harga-harga komoditas, termasuk andalan Indonesia yaitu batu bara yang diperkiraan anjlok jika ada stagflasi.
"Kalau terjadi stagflasi dari tadinya boom komoditas, bisa cepat turunnya. Batu bara dari 400 dolar AS ke 200 dolar AS bisa cepat karena permintaan tidak ada," ujarnya dalam acara "Literasi dan Inklusi Keuangan Tahun 2022 - Cerdas Dalam Berinvestasi" di kawasan SCBD, Jakarta, Selasa (28/6/2022).
Sementara, harga komoditas masih tinggi sekarang karena tertolong adanya perang di Ukraina, yang menyebabkan disrupsi pasokan.
"Masih bisa tertolong perang di Ukraina, tapi kalau benar-benar terjadi resesi (di AS), risiko ini kita harus antisipasi dan hadapi. Meskipun, tahun lalu saya perkirakan komoditas boom sampai akhir 2023," kata Agus.
Baca juga: Sri Mulyani Isyaratkan Stagflasi Ekonomi Dunia Akibat Perang di Ukraina
Dia menambahkan, masih berlanjutnya perang di Ukraina menimbulkan banyak risiko, terutama di sisi suplai.
"Suplai barang susah. Beli elektronik dan motor sering tidak ada, ini risiko yang kita hadapi," pungkasnya.