Rupiah Terus Melemah, Semakin Mendekati Level Rp 15.000 Per Dolar AS
Pada Senin (4/7/2022), rupiah melemah 29 poin ke posisi Rp 14.971 dari penutupan hari sebelumnya Rp 14.942 per dolar AS.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Muhammad Zulfikar
Dalam sepekan terakhir, pelemahan rupiah di pasar spot mencapai 0,63 persen .
Hal yang serupa juga dialami rupiah di kurs referensi Jisdor Bank Indonesia (BI). Mata uang Garuda ini ditutup terkoreksi 0,50 persen ke Rp 14.956 per dolar AS. Dengan demikian, dalam sepekan rupiah sudah melemah 0,74 % .
Baca juga: Kurs Rupiah Besok Diperkirakan Masih Akan Tertekan oleh Sentimen Eksternal
Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan pergerakan rupiah pada Senin (4/7) fokus utama masih seputar inflasi dan kebijakan bank Sentral Global yang mulai agresif untuk menekan inflasi dengan kenaikan suku bunga.
"Bulan Juli akan banyak agenda dari bank Sentral yang akan memutuskan kebijakan mereka di tengah suhu politik dan inflasi yang panas. Kendala pasokan dan energi masih menjadi pendorong utama inflasi," ucap Sutopo kepada Kontan.co.id, Jumat (1/7/2022).
Sutopo mengatakan potensi pelemahan rupiah masih mungkin terjadi mendekati ambang batas psikologi Rp 15.000.
Namun perlu dicermati, bahwa hampir semua mata uang berada di dekat dukungan dan tahanan tahunan, sehingga sewaktu-waktu aksi pengambilan untung bisa terjadi.
"USD dan franc menjadi mata uang lindung nilai di tengah kondisi ekonomi dunia yang tidak pasti. Perang Rusia- Ukraina, penguncian Tiongkok, penghentian pasokan gas Rusia untuk sebagian negara Eropa masih akan menjadi tajuk utama bulan Juli," ucap Sutopo.
Menurut Sutopo, pergerakan rupiah akan dipengaruhi oleh sentimen mendasar dari keraguan pasar akan upaya Bank Sentral untuk mengendalikan inflasi.
Baca juga: Dekati Level Rp 15.000 Per Dolar AS, Analis: Bank Indonesia Harus Redam Pelemahan Rupiah
"Bank Sentral terlihat memainkan pedal gas dan rem, di satu sisi berusaha memerangi inflasi, di sisi lain berharap resesi tidak terjadi," ucap Sutopo.
Sementara Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri mengatakan pada perdagangan Senin. Kebijakan The Fed yang semakin hawkish diperkirakan akan berlanjut merespons tingginya inflasi AS di tengah bayangan resesi ekonomi AS.
"Dari domestik, pelaku pasar menanti data inflasi yang direspons pada awal bulan. Inflasi meningkat sebesar 0,61 % month on month (mom) pada Juni 2022. Capital outflow yang berlanjut masih menjadi sentimen negatif bagi rupiah," ucap Reny.
Analis DCFX Futures Lukman Leong mengatakan, pergerakan rupiah minggu depan diperkirakan mendekati level psikologis Rp 15.000, dan melihat tekanan masih sangat kuat di tengah sentimen risk off.
"Terlebih dengan rilis data tadi siang yang menunjukkan inflasi naik menjadi 4,35 % jauh di atas perkiraan pasar akan semakin menekan BI untuk menaikkan suku bunga. Apabila BI tidak mengintervensi, maka rupiah akan mendekati atau malah melewati 15rb," ucap Lukman.
Sutopo memproyeksikan Rupiah pada perdagangan Senin (4/7) di rentan harga Rp 14.800 per dolar AS - Rp 15.000 per dolar AS.