Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Rupiah Terus Melemah, Semakin Mendekati Level Rp 15.000 Per Dolar AS

Pada Senin (4/7/2022), rupiah melemah 29 poin ke posisi Rp 14.971 dari penutupan hari sebelumnya Rp 14.942 per dolar AS. 

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Rupiah Terus Melemah, Semakin Mendekati Level Rp 15.000 Per Dolar AS
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Karyawan menunjukkan mata uang Rupiah dan Dolar AS di tempat penukaran uang di Jakarta, Kamis (14/10/2021). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS semakin melemah dan mendekati level Rp 15.000 per dolar AS.  

Sementara Reny memperkirakan rupiah akan berada di rentang Rp 14.875 per dolar AS - Rp 14.967 per dolar AS. Lukman memproyeksikan Rupiah di rentan harga Rp 14.875 per dolar AS - Rp 15.000 per dolar AS.

Baca juga: Awali Juli, Rupiah Terpantau Melemah Terhadap Dolar AS, Semakin Dekati Level Rp 15.000

Bank Indonesia Harus Redam Pelemahan Rupiah

Bank Indonesia (BI) dinilai perlu menaikkan suku bunga acuannya sebagai upaya menahan pelemahan rupiah lebih dalam.

Analis Pasar Uang Ariston Tjendra mengatakan, rupiah ke level Rp 15.000 per dolar AS sudah di depan mata, sehingga BI perlu mengimbangi langkah Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) untuk meredam pelemahan rupiah ke depannya.

"Alasan inflasi naik bisa dijadikan alasan untuk menaikan suku bunga acuannya," kata Ariston saat dihubungi, Jumat (1/7/2022).

Menurutnya, rupiah pada perdagangan hari ini sejak pagi sudah melemah terhadap dolar AS, seiring tekanan dari eksternal dan internal.

Baca juga: Sektor Properti China Mulai Meredup Usai Shimao Group Dihantam Default Triliunan Rupiah

"Dolar AS menguat masih karena efek isu resesi dan rencana bank sentral AS yang akan melanjutkan kebijakan pengetatannya agresif tahun ini," paparnya.

Berita Rekomendasi

Ia menyebut, isu resesi mendorong pasar keluar dari aset berisiko termasuk rupiah, dan indeks saham Asia termasuk IHSG turut bergerak negatif.

"Semalam data indikator inflasi AS, Core PCE Price Index bulan Mei masih memperlihatkan level inflasi AS yang tinggi, sehingga ini memberikan alasan bagi the Fed untuk menaikan suku bunga acuannya dengan agresif tahun ini," ujarnya.

Dari dalam negri sendiri, kata Ariston, laporan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan inflasi Indonesia tembus 4 persen secara tahunan.

Inflasi yang meninggi disebabkan kenaikan harga bahan pangan dan bisa menekan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Bila tidak berhasil dikendalikan sehingga ini memberikan dampak negatif ke rupiah," ucap Ariston.

Pada sore ini, rupiah tertekan ke posisi Rp 14.942 atau melemah 39 poin dari posisi penutupan perdagangan kemarin Rp 14.903 per dolar AS.

Sementara, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia melemah ke posisi Rp 14.956 per dolar AS dibandingkan hari sebelumnya Rp 14.882 per dolar AS.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas